Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Iri Muncul di Tempat Kerja, Rasa Ikhlas Bekerja Pun Lenyap

5 Januari 2024   13:50 Diperbarui: 5 Januari 2024   15:31 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iri dalam dunia kerja bisa berbahaya bagi diri sendiri dan tim di tempat kerja/Foto: Kompas.com

Terlebih bagaimana berkomunikasi dengan bahasa yang empuk dengan senior dan mengobrol yang santuy dengan juniornya. Kalau kata anak sekarang, adabnya kurang.

Yang terjadi kemudian, bos mendapatkan laporan tentang sikapnya itu. Bos yang sebal, mengeluarkan ultimatum. Bila memang sudah tidak ingin bekerja di tempat kerja yang sekarang, dia dipersilahkan keluar. Untungnya, masalah itu bisa diselesaikan baik-baik. Kawan itu memilih bertahan dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Dampak rasa iri

Kembali ke judul tulisan ini, betapa rasa iri seseorang yang mendadak muncul dalam dunia kerja itu berbahaya. Ya, berbahaya bagi dirinya sendiri. Juga berbahaya bagi tim.

Jadinya, mereka yang awalnya bekerja dengan enjoy, mendadak berubah karena dipaksa oleh perasaannya. Karena pikiran buruknya terhadap orang lain karena rasa iri. Kerja pun jadi nggak nyaman.

Bayangkan, andai kawan saya itu langsung dikasih kartu merah alias disuruh keluar dari perusahaan oleh bos, apa tidak menangis semalam. Sementara dirinya belum punya 'pelampung' semisal keluar saat itu juga.

Sifat iri ini juga berbahaya bagi tim. Sudah pasti, bila ada personel yang bekerjanya tidak perform, maka tim juga akan sulit untuk mengejar target yang ingin dicapai. Jadinya seperti musuh dalam selimut.

Lebih berbahaya lagi bila dia malah mengompori teman-teman kerjanya dengan prasangka, fitnah, dan perasaan tidak suka yang membara dalam dirinya. Mengarahkan orang lain memiliki pemikiran yang sama seperti dirinya. Duh, mau jadi apa sebuah tim kerja bila seperti itu.

Dulu, seorang senior di tempat kerja pernah bilang begini: jangan sekali-kali mendoakan buruk tempat kita bekerja. Sebab, bila doa buruk itu betulan terjadi, kita sendiri yang akan merasakan dampaknya. 

Dalam bahasa yang lebih terdengar familiar, jangan pernah mengencingi sumur tempat kamu minum. Sebab, sesebal apapun dirimu pada sumur itu, toh kamu meminum airnya. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun