Sebagai informasi, di turnamen BWF World Tour, level Super 100 merupakan yang paling bawah. Di atasnya ada level Super 300, level Super 500, level Super 750, dan level Super 1000.
Semakin tinggi levelnya, turnamennya semakin bergengsi. Hadiahnya lebih besar dan poin yang didapat juga lebih besar. Dan tentu saja, level persaingannya sangat ketat. Semisal All England yang merupakan level Super 1000, semua pebulutangkis top dunia akan ikut tampil. Sebaliknya, di turnamen level Super 100, pemain ranking 10 besar dunia tidak ikut tampil.
Di bawah BWF World Tour yang merupakan nama baru dari turnamen yang dulunya Super Series ini masih ada turnamen berlabel International Challange.
Ya, gelar ini merupakan pembuktian bagi Dejan/Gloria. Bahwa, di sektor ganda campuran yang tingkat persaingannya bahkan jauh lebih keras dari ganda putri, mereka masih bisa meraih gelar.
Sebagai pasangan dari jalur non pelatnas, Dejan/Gloria membuktikan mereka masih bisa berprestasi di level dunia. Utamanya bagi Gloria merupakan alumnus Pelatnas. Dulu dia berpasangan dengan Hafiz Faizal. Tapi dia lantas mengucap perpisahan dengan Pelatnas Cipayung.Â
"Satu tahun ini kita latihan sudah bagus, tapi di momentumnya aja yang belum dapat. Jadi ketika sudah juara, ya rasanya lega. Ini mudah-mudahan jadi jalan pembuka buat kita," tambah Dejan.
Kedua, gelar ini bermakna mengakhiri penasaran panjang mereka. Selama ini, Dejan/Gloria bukannya bermain jelek. Malah, keduanya seringkali bermain oke. Utamanya Dejan yang dengan postur setinggi 181 cm dan usia masih 23 tahun, memiliki smash keras.
Namun, mereka seringkali tidak berkutik ketika menghadapi the big four ganda campuran terbaik dunia saat ini. Malah terkadang hilang akal harus bagaimana mengalahkan mereka.
Empat pasangan elit dunia itu yakni pasangan world number one dari China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan pasangan baru yang langsung melejit, Feng Yanzhe/Huang Dongping. Lalu pasangan juara dunia 2023 asal Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yu-jung. Juga pasangan top dari Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Di luar itu masih ada ganda campuran papan atas Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai juga pasangan top Eropa dari Prancis, TmGicquel/Delphine Delrue dan Mathias Christiansen/Alexandre Boje..
Dejan/Gloria seringkali seperti kurang pede ketika bertemu pasangan the big four itu. Walaupun harus diakui, kualitas the big foru ganda campuran tersebut memang di atas pasangan lainnya. Termasuk pasangan ganda campuran dari Indonesia yang belum bisa se-konsisten dan segarang pasangan legendaris Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.