Di semifinal, Rehan dan Lisa yang sama-sama berusia 22 tahun, kembali berjumpa ganda top Eropa. Kali ini pasangan dari Belanda yang sarat pengalaman, Robin Tabeling (28 tahun) dan Selena Piek (31 tahun).
Termotivasi mencapai final BWF World Tour pertama dalam karier mereka di bulutangkis, Rehan/Lisa tampil apik.
Rehan, putra dari legenda ganda campuran Indonesia, Tri Kusharjanto, tampil enerjik meng-cover area lapangan belakang dengan smash-smash kencang. Sementara Lisa bermain sigap di depan net dengan teriakan khasnya ketika mendapatkan poin.
Setelah berkejar-kejaran Rehan/Lisa menang 21-17 di game pertama. Di game kedua, mereka tetap tampil stabil hingga unggul jauh 13-7. Delapan poin lagi, mereka akan meraih tiket tampil di final.
Namun, yang terjadi kemudian sungguh menyebalkan. Rehan/Lisa yang awalnya mudah saja mendapatkan poin, mendadak mati gaya. Mereka tak berdaya ketika pasangan Belanda mendapatkan 14 beruntun dari angka 7, dan menang 21-13.
Dan di game ketiga, Rehan/Lisa kesulitan untuk kembali menampilan permainan mereka seperti di game pertama. Apalagi, Lisa bermasalah dengan bahu kanannya sehingga mendapat penanganan dari tim medis. Mereka pun akhirnya kalah 12-21.
Mimpi mereka ke final pertama pun buyar. Ambyar ketika sudah sangat dekat.
Move on di Jerman
Tapi, bagi pebulutangkis, cerita hidup terus berlanjut. Pasangan muda yang baru naik daun di panggung elit bulutangkis dunia inimungkin berpikir, biarlah kenangan pahit di Paris itu jadi pengalaman yang mendewasakan.
Hanya tiga hari setelah kekalahan menyesakkan di Paris, Rehan/Lisa kembali tampil di Hylo Open 2022 yang dimainkan di Jerman.
Sebuah kebetulan, jadwal langsung mempertemukan mereka dengan lawan berat. Yakni ganda Jerman yang menjadi unggulan 3, Mark Lamsfuss/Isabel Louhau. Keduanya merupakan juara Eropa. Juara Kejuaraan Eropa 2022.