Nah, ketika sudah berkeluarga, penting untuk tidak bersikap egois dalam menjalani hobi ini. Dalam artian, tidak overmenguras isi rekening ataupun isi dompet demi mendukung hobi.
Kalau untuk sekadar membeli peralatan pendukung hobi, semisal sepatu, raket, atau bahkan sepeda, boleh-boleh saja selama sesuai kemampuan.
Over itu semisal yang hobi bermain bulutangkis sudah punya dua raket bulutangkis yang oke, atau yang hobi main futsal sudah punya dua sepatu futsal yang bagus, tetapi masih ingin menambah beli lagi yang baru. Â
Begitu juga hobi memelihara burung. Ketika sudah memiliki dua atau tiga burung di rumah, apa iya masih ingin terus membeli burung-burung lainnya yang tentu menguras isi dompet. Jadinya malah over.
Tentu saja, kemampuan finansial dan daya beli tiap orang berbeda-beda. Definisi boros dan frasa overpengeluaran dari setiap orang mungkin juga berbeda-beda. Namun, dalam hal pengeluaran untuk hobi, akan lebih baik bila mengobrol dengan istri. Pasti nggak dapat restu?
Belum tentu. Selama bisa mengobrol dengan enak, dijelaskan, tidak boros, apalagi bisa bagi waktu dan hobi tersebut memang memberikan manfaat, istri tentu tidak asal melarang.
Sebab, bagaimanapun, ketika sudah berumah tangga, ada beberapa prioritas yang harus didahulukan. Semisal mempersiapkan biaya sekolah anak-anak. Atau mungkin merenovasi rumah agar lebih nyaman. Bila begitu, apa iya pengeluaran untuk hobi nggak mau mengalah. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H