Saya memilih menjawab tidak. Saya tidak mau gebyah uyah alias menggeneralisir bahwa semua laki-laki yang sudah berkeluarga menghadapi masalah yang sama.
Sebab, kehidupan rumah tangga setiap orang itu tidak sama. Pun, cara komunikasi antara suami istri setiap pasangan juga berbeda. Ada yang asyik. Ada yang kaku. Ada yang gampang marah. Ada yang.....
Menggeneralisir masalah ini seperti gambaran ketika ada laki-laki yang baru menikah dan sedang mesra-mesranya dengan istrinya. Ketika bekerja dibawain bekal makan sama istrinya. Rutin telpon istrinya ketika jeda kerja sekadar untuk mengucap rindu.
Bagi orang lain, kebanyakan akan dengan mudah mengatakan, "biasa pengantin baru, nanti satu dua tahun ya sudah berubah". Padahal, suami istri yang asyik, mau berapa tahun pun, perlakuan mereka kepada pasangan akan tetap sama. Jadi bahagia dan kedekatan mereka tidak diukur oleh hitungan tahun.
Sebenarnya bukan melarang, bisa jadi karena cemas
Kembali ke hobi para suami, memasuki tahun ke-12 menikah, saya mungkin beruntung karena tidak pernah merasakan situasi seperti teman tadi. Situasi ketika hobi suami dibatasi, dilarang, atau harus meminta izin istrinya.
Memang, saya tidak hobi memelihara burung seperti kawan tersebut. Hobi saya lebih ke olahraga. Doyan main futsal, sepak bola, dan bulutangkis. Dulu, seminggu bisa futsal tiga kali. Ditambah lagi bulutangkis.
Kabar bagusnya, istri tidak pernah melarang. Namun, seiring berjalannya usia pernikahan yang berarti usia kami semakin menua, dia jadi lebih perhatian.
Dulu, ketika pamit akan futsal atau langsung bermain selepas pulang kerja, istri hanya berpesan hati-hati atau jangan pulang terlalu larut malam. Itu saja.
Seingat saya, selama bertahun-tahun, tidak pernah ketika saya menjalani hobi itu lantas disuruh pulang seperti sebuah video yang memperlihatkan seorang istri masuk ke lapangan bola dan memarahi suaminya yang tengah bermain bola yang baru-baru ini viral.