Dengan kebijakan hemat seperti itu, Milan praktis lebih mengandalkan wajah-wajah lama. Itu belum bicara kepergian gelandang bertenaga tank, Franck Kessie ke Barcelona.
Rafael Leao naik kelas ke level superstar
Tapi, bagi Milanisti, keberhasilan Milan di bursa transfer bukan merekrut pemain baru. Namun, lebih kepada keberhasilan menahan beberapa pemain pilar agar tetap bertahan di tim.
Utamanya perihal Rafael Leao yang selama masa bursa transfer, terus digoda oleh Chelsea. Untungnya, Chelsea masih ragu hingga akhirnya batal merekrut Leao.
Saya termasuk yang paling deg-degan menunggu kabar update isu Leao ke Liga Inggris.
Sebab, andai itu terjadi, Milan rasanya bakal keluar prematur dari perebutan gelar Scudetto musim ini. Bilapun Hakim Ziyech jadi merapat ke Milan, dia masih butuh waktu untuk mengisi posisi dari Leao. Tapi untungnya itu tidak terjadi. Hingga penutupan bursa transfer, Leao tidak ke mana-mana. Dia tetap di Milan.
Berlebihan? Sampean (Anda) yang menyaksikan langsung pertandingan derby Milab vs Inter Milan tadi malam, rasanya bakal ikut mengamini kalimat saya sebelumnya.
Pertandingan derby Milan yang berakhir jelang pukul 01.00 dini hari WIB tadi menjadi bukti kebintangan Leao, sang pemain terbaik Liga Italia musi 2021/22 lalu.
Ya, kemenangan Milan tidak lepas dari keberhasilan mereka menahan Rafael Leao di bursa transfer. Pemain Timnas Portugal yang baru berusia 23 tahun ini membuat satu assist dan mencetak dua gol di laga derby ini.
AC Milan sebenarnya sempat tertinggal. Inter Milan mampu unggul lebih dulu lewat gol Marcelo Brozovic di menit ke-21.