Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Tiga Pertimbangan Memilih Bengkel Servis Motor, Pilih Resmi atau Tidak Sama-sama Ada Risikonya

3 September 2022   07:50 Diperbarui: 3 September 2022   19:08 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada beberapa pertimbangan sebelum memilih bengkel servis motor yang resmi atau nonresmi/ Foto: Kompas.com

Hidup memang seringkali menghadirkanberagam pilihan. Ada banyak pilihan yang untuk memilihnya kadang tidak semudah memberi tanda suka di postingan Instagram.

Dari pilihan yang berat untuk dipilih karena mempertimbangkan berbagai faktor dan risiko. Semisal memilih tempat sekolah/kuliah, pekerjaan, membeli hunian/tempat tinggal, atau memilih calon pasangan hidup.

Bahkan pilihan receh semisal memberi nama anak kucing, memilih makanan yang akan dipesan di aplikasi food delivery, hingga memakai baju apa untuk datang ke kondangan juga membutuhkan waktu sekian menit untuk berpikir.

Termasuk juga untuk servis kendaraan pribadi--sebut saja motor--kita juga terkadang dihadapkan pada pilihan yang pelik. Mau pilih bengkel servis motor yang resmi atau nonresmi alias bengkel di pinggir jalan.

Apa bedanya?

Sebagai pengendara setia motor yang bahkan meski sudah bisa beli mobil tapi ke mana-mana lebih senang naik motor, saya beberapa kali merasakan langsung kelebihan dan kekurangan dua bengkel tersebut. Dari pelayanan hingga harga yang ditawarkan.

Pertimbangan memilih bengkel resmi atau nonresmi

Ya, meski secara penampakan, bengkel non resmi tidak seindah bengkel resmi, tetapi ada kelebihan yang tidak dimiliki oleh bengkel yang katanya resmi itu. Begitu juga sebaliknya.

Lalu, baiknya memilih bengkel resmi atau bengkel pinggir jalan?    

Besar di kampung lantas ketika bekerja di 'pabrik koran' grupnya Kompas Gramedia pernah lama tinggal di kota besar seperti Surabaya dan Jakarta, membuat saya punya pengalaman cukup panjang dalam urusan memilih bengkel yang official atau bukan.

Bahwa, masing-masing bengkel punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, itu benar.

Dari mulai soal jauhd ekatnya lokasi atau jarak bengkel dari tempat tinggal kita, kenyamanan tempatnya, asyik tidaknya mereka yang menangani servis di bengkel itu, hingga urusan harganya.

Pertama soal lokasinya. Ini juga bisa menjadi pertimbangan dalam memilih bengkel resmi atau bengkel nonresmi untuk servis kendaraan.

Di kota besar yang pernah saya tinggali seperti di Jakarta atau Surabaya, bengkel resmi umumnya cukup mudah ditemukan. Lokasinya biasanya di sekitaran jalan besar sehingga memudahkan kita untuk mampir ke bengkel tersebut ketika berangkat/pulang kerja ataupun ketika jam istirahat kerja.

Berbeda bila kita tinggal di kampung. Dulu, saya yang tinggal di sebuah kampung di Sidoarjo. Bila ingin men-servis motor, tahunya hanya bengkel di tepi jalan yang ada di kampung. Mereka yang ada di bengkel itu, sudah saya anggap ahlinya ahli dalam urusan permotoran.

Kala itu, bila ingin ke bengkel resmi, harus terlebih dulu ke kawasan kota. Lumayan jauh. Belum lagi harus datang lebih pagi. Sebab, bila datang agak siangan, antreannya biasanya lumayan banyak. Meski, ada koran terbaru yang bisa dibaca sembari menunggu.

Ini yang membedakan dengan bengkel di tepi jalan. Karena lokasinya di pinggir jalan, sebelum memutuskan untuk mampir, kita bisa melihat situasi bengkelnya ramai atau tidak. Kalau sedang ramai, kita bisa pikir-pikir ulang untuk servis motor di hari itu. Tapi bila sepi, kita bisa langsung mampir.

Alasan kedua, ada baiknya dalam memilih bengkel disesuaikan dengan kebutuhan. Pertimbangan ini yang saya jadikan pegangan dalam menentukan pilihan bengkel. Dan ini masih berkaitan dengan alasan pertama.

Ya, sesuaikan dengan kebutuhan. Bila memang kebutuhannya servisnya besar dalam artian ada banyak bagian dari motor yang perlu diberesi atau minimal servis rutin bulanan atau dua bulanan, ada baiknya sampean (Anda) memilih ke bengkel resmi.

Utamanya bagi sampean yang memiliki anggapan bahwa para 'tukang bengkel' di bengkel resmi lebih qualified dibandingkan bengkel yang tak resmi. Tentu, akan lebih mantap bila datang ke yang resmi.

Sebab, motor sampean akan ditangani oleh ahlinya. Fasilitas dan peralatan bengkelnya jauh memadai. Pun, bila harus mengganti spare part, sampean bisa mendapatkan yang orisinil dan berkualitas baik.

Dengan pertimbangan itu, bila melakukan servis besar ke bengkel yang tidak resmi, kita harus siap risikonya.

Sebab, bisa jadi, harganya miring tetapi kita tahu kualitas spare part yang ditawarkan. Karena hanya tergiur harga murah, bukan tidak mungkin ujung-ujungnya biaya yang keluar jadi lebih mahal dibandingkan dengan bengkel resmi.

Namun, sebaliknya, bila hanya untuk kebutuhan ringan semisal ganti oli rutin, mengganti kampas rem, memperbaiki lampu motor yang redup, membetulkan kaca spion yang miring, bila ke bengkel tepi jalan tidak masalah.

Sebab, kalaupun Anda sudah terlanjur menganggap para mekanik di bengkel resmi lebih handal, toh kebutuhan ringan seperti itu tidak membutuhkan keahlian yang super khusus. Bisa diatasi di bengkel kampung.

Perhatikan isi dompet, awas biayanya bengkak

Namun, untuk alasan kedua ini juga sangat bergantung pada alasan ketiga. Yakni, isi dompet kita. Berapa banyak duit yang kita siapkan untuk biaya servis kendaraan.

Utamanya ketika memilih ke bengkel resmi, Anda tidak bisa membawa duit pas-pasan. Ada risiko 'pembengkakan' biaya.

Pengalaman saya, beberapa kali men-servis motor ke bengkel resmi, dari awalnya niatnya servis rutin ataupun ganti oli yang biayanya bisa ditebak, ternyata ada saja tambahannya.

Maksudnya, ketika dilakukan servis, ternyata tukangnya menemukan ada 'gangguan' lainnya di motor sehingga harus ganti spare part ini itu yang tentu saja ada tambahan biayanya.

Tapi tenang, para tukang di bengkel resmi itu sudah terlatih tidak hanya dalam membetulkan kendaraan, tetapi juga cara berkomunikasi yang baik.

Biasanya, selama proses servis, mereka akan memanggil konsumennya. Lalu, memberitahu bahwa kendaraan roda duanya ada kendala di bagian ini atau itu lantas menawarkan solusinya. Semisal harus mengganti busi atau penyaring debu di mesin.

Nah, ketika mendapat laporan tersebut, kita bisa berdialog dengan mereka. Kita bisa menanyakan harganya berapa. Kalau memang masih sesuai isi dompet, ya monggo dilanjutkan. Tapi kalau memang merasa kemahalan, kita bisa menolak halus dengan berujar 'lain waktu saja'.

Jadi, para tukang di bengkel resmi itu bersikap transparan. Tidak ujug-ujug dibenerin semua gangguan di kendaraan kita tanpa meminta konfirmasi dari pemilik kendaraan, lantas memberikan tagihan yang ternyata di luar perkiraan ketika motor selesai diservis.

Tiga alasan itu yang menjadi pertimbangan bagi saya dalam memilih bengkel resmi atau bengkel nonresmi ketika hendak men-servis kendaraan roda dua. Mungkin dalam prakteknya bisa pelik alias tidak semudah teorinya. Atau juga bisa juga lebih fleksibel.

Selamat mencoba.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun