Nah, ketika mendapat laporan tersebut, kita bisa berdialog dengan mereka. Kita bisa menanyakan harganya berapa. Kalau memang masih sesuai isi dompet, ya monggo dilanjutkan. Tapi kalau memang merasa kemahalan, kita bisa menolak halus dengan berujar 'lain waktu saja'.
Jadi, para tukang di bengkel resmi itu bersikap transparan. Tidak ujug-ujug dibenerin semua gangguan di kendaraan kita tanpa meminta konfirmasi dari pemilik kendaraan, lantas memberikan tagihan yang ternyata di luar perkiraan ketika motor selesai diservis.
Tiga alasan itu yang menjadi pertimbangan bagi saya dalam memilih bengkel resmi atau bengkel nonresmi ketika hendak men-servis kendaraan roda dua. Mungkin dalam prakteknya bisa pelik alias tidak semudah teorinya. Atau juga bisa juga lebih fleksibel.
Selamat mencoba.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H