Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menengok Perjuangan Mendebarkan Putri KW Mengukir Sejarah di Prancis

4 April 2022   07:09 Diperbarui: 4 April 2022   07:16 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri Kusuma Wardani jadi pemain pertama Indonesia yang juara di Orleans Masters 2022/Instagram Orleans Masters


Mengulik kabar tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani juara Orleans Masters 2022 di Prancis tadi malam, saya jadi teringat tulisan saya sebelumnya di Kompasiana.

Bukannya ingin pamer. Bukan pula narsis. Lha wong sekadar tulisan biasa saja.

Namun, bagi teman-teman yang biasa menulis tulisan olahraga, akan menjadi sebuah kebanggaan apabila prediksi dan analisis yang ditulis, ternyata benar adanya.

Dalam tulisan berjudul "Putri KW dan Peluang Jadi Tunggal Putri Pertama Indonesia Juara Orleans Masters", ada kalimat begini.

"Kelebihan utama Putri KW dibandingkan tunggal putri Indonesia lainnya, menurut saya ada pada mentalnya. Dia bukan jenis pemain cemen yang bisa dengan mudah diintiminasi oleh lawan".

Bukan tanpa alasan bila dari sekian ratus kalimat di tulisan itu, kalimat itu yang kembali dimunculkan.

Sebab, perjuangan Putri KW di final tadi malam, benar-benar menjadi gambaran dari kalimat itu. Putri membuktikan bila dirinya tunggal putri dengan mental tangguh. Dia bukan pemain yang gampang diintimidasi lawan.

Putri sempat 'babak belur' di game pertama lantas come back dan juara

Di final tadi malam, Putri KW (19 tahun) menjadi underdog alias tidak dijagokan bakal menang. Lawannya adalah pemain kenyang pengalaman asal Amerika Serikat, Iris Wang.

Iris Wang (27 tahun) yang menjadi unggulan 4 ini bahkan pernah tampil di Olimpiade 2016.

Dan benar saja, Wang yang percaya diri, tampil mendominasi di game pertama. Putri dibuat tak berdaya olehnya. Wang menang dengan skor telak 21-7.

Putri ibaratnya dibuat babak belur di game ini. Dia hanya mendapat 7 poin.

Namun, kekalahan telak itu ternyata tidak membuat mentalnya anjlok. Justru, dia termotivasi untuk tampil lebih baik dan meraih kemenangan di game kedua.

Itu terlihat dari penampilannya yang jauh lebih baik di game kedua. Setelah sempat kejar-kejaran poin, situasi menegangkan terjadi di akhir game kedua.

Skor 18-18 dan Wang mendapat giliran service.

Setelah 'jual beli pukulan, sebuah drop shot cantik dari Putri membuat Wang terpaksa mengangkat shuttlecock. Bola tanggung disambar Putri yang membuatnya unggul 19-18.

Toh, Wang mampu menyamakan skor jadi 19-19 dan giliran dia melakukan service.

Di momen inilah, kematangan dan mental Putri benar-benar diuji. Ketika lawan mencoba mengejar perolehan poinnya yang tentu memberikan tekanan kepadanya.

Ternyata, dia sangat tenang. Tidak melakukan error sendiri.

Sebuah service tinggi Wang, langsung disambarnya dengan pukulan smash menyilang. Masuk. Putri pun unggul 20-19.

Pertandingan makin mendebarkan.

Sebab, kemungkinan hanya ada dua: Putri bisa mengambil game kedua ini dan memperpanjang nafas atau Iris Wang menyamakan skor, memaksakan setting poin dan berpeluang menang straight game.

Yang terjadi kemudian, setelah beradu 16 pukulan yang menguras fokus dan stamina, sebuah pengembalian tanggung dari Wang, langsung disambar Putri dengan smash tajam. Putri pun memenangi game kedua ini, 21-19.

Game ketiga tidak kalah menegangkan. Utamanya di poin-poin kritis.

Putri sempat unggul 20-15 setelah pukulan lob Wang keluar lapangan. Satu poin lagi, Putri bakal juara.

Namun, Wang ternyata belum menyerah. Malah, dia mampu menipiskan skor menjadi 20-18. Ketegangan memuncak. Apalagi bila Wang bisa mendapat poin ke-19.

Namun, Putri menolak kemungkinan itu. Justru Wang yang dalam kondisi tertekan.

Itu terlihat ketika Wang kurang tenang dan buru-buru mengembalikan return dari Putri. Shuttlecock yang ingin disambar cepat, malah keluar lapangan. Itu menjadi poin juara bagi Putri. Dia menang 21-18.

Putri ukir sejarah, bekal perbaiki peringkat

Keberhasilan Putri Kusuma Wardani menjadi juara di Orleans Masters 2022 membuat namanya kini tercatat dalam sejarah.

Putri KW yang baru berusia 19 tahun, jadi pemain Indonesia pertama yang bisa juara di Orleans Masters sejak turnamen ini digelar pada tahun 2012 silam.

Ya, bukan hanya menjadi tunggal putri pertama Indonesia, Putri bahkan kini tercatat sebagai pemain Indonesia pertama yang bisa juara di Orleans Masters.

Sejak Orleans Masters yang kini menjadi turnamen BWF World Tour level Super 100 ini digelar pada 2012 silam, belum pernah ada pemain Indonesia yang juara.

Di tunggal putri, dari beberapa pemain Indonesia yang tampil di turnamen ini, utamanya yang kini masih bermain, bahkan tidak ada yang bisa melangkah ke final.

Sebelumnya, senior Putri, Ruselli Hartawan, maksimal sampai di babak semifinal di Orleans Masters 2018.

Sementara Gregoria Mariska Tunjung yang kini menjadi tunggal putri Indonesia dengan ranking tertinggi di BWF, terhenti di perempat final di tahun yang sama.

Sementara Putri KW yang baru dua kali tampil di Orleans Masters, mampu menjadi juara.

Ya, tahun ini jadi penampilan kedua bagi Putri. Tahun lalu, dia juga tampil. Langkahnya terhenti di perempat final usai dikalahkan pemain Thailand, Busanan Ongbamrungphan yang lantas menjadi juara.

Putri KW juga mengukir sejarah sebagai satu-satunya tunggal putri Indonesia yang kini mengoleksi dua gelar turnamen BWF World Tour  yang menggantikan label BWF Super Series.

Tahun 2021 lalu, di usia 18 tahun, Putri jadi juara di Spanyol Masters yang merupakan turnamen BWF World Tour level Super 300. Harus diakui, pencapaian gadis kelahiran Tangerang ini memang keren.

Raihan gelar ini sangat penting bagi Putri. Bukan hanya untuk memupuk semangatnya. Tapi juga untuk menaikkan peringkatnya.

Di ranking BWF, Putri kini masih ada di peringkat 76. Masih jauh dari ranking Gregoria Mariska (29).

Dengan rajin meraih gelar, tentu akan membuat ranking Putri terus naik. Itu penting agar Putri bisa segara tampil di turnamen BWF World Tour level Super 500 ke atas.

Ah, semoga Putri bisa terus bertumbuh menjadi tunggal putri kelas dunia. Sebab, kita sudah rindu punya tunggal putri yang rajin meraih gelar bergengsi. Selamat untuk Putri.

Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun