Sejak Orleans Masters yang kini menjadi turnamen BWF World Tour level Super 100 ini digelar pada 2012 silam, belum pernah ada pemain Indonesia yang juara.
Di tunggal putri, dari beberapa pemain Indonesia yang tampil di turnamen ini, utamanya yang kini masih bermain, bahkan tidak ada yang bisa melangkah ke final.
Sebelumnya, senior Putri, Ruselli Hartawan, maksimal sampai di babak semifinal di Orleans Masters 2018.
Sementara Gregoria Mariska Tunjung yang kini menjadi tunggal putri Indonesia dengan ranking tertinggi di BWF, terhenti di perempat final di tahun yang sama.
Sementara Putri KW yang baru dua kali tampil di Orleans Masters, mampu menjadi juara.
Ya, tahun ini jadi penampilan kedua bagi Putri. Tahun lalu, dia juga tampil. Langkahnya terhenti di perempat final usai dikalahkan pemain Thailand, Busanan Ongbamrungphan yang lantas menjadi juara.
Putri KW juga mengukir sejarah sebagai satu-satunya tunggal putri Indonesia yang kini mengoleksi dua gelar turnamen BWF World Tour  yang menggantikan label BWF Super Series.
Tahun 2021 lalu, di usia 18 tahun, Putri jadi juara di Spanyol Masters yang merupakan turnamen BWF World Tour level Super 300. Harus diakui, pencapaian gadis kelahiran Tangerang ini memang keren.
Raihan gelar ini sangat penting bagi Putri. Bukan hanya untuk memupuk semangatnya. Tapi juga untuk menaikkan peringkatnya.
Di ranking BWF, Putri kini masih ada di peringkat 76. Masih jauh dari ranking Gregoria Mariska (29).
Dengan rajin meraih gelar, tentu akan membuat ranking Putri terus naik. Itu penting agar Putri bisa segara tampil di turnamen BWF World Tour level Super 500 ke atas.