Semesta sepertinya tengah memihak Real Madrid dalam perburuan gelar La Liga Spanyol musim 2021/22 ini.
Si Putih-- julukan Real Madrid--menunjukkan dominasinya dengan unggul 10 poin dari tim peringkat 2, Sevilla ketika kompetisi sudah berjalan 28 pekan.
Unggul 10 poin ketika kompetisi tinggal menyisakan 10 pekan, tentu keuntungan besar bagi Real Madrid. Apalagi, sang pemburu, Sevilla, memang tidak biasa menjadi pemburu.
Alhasil, mereka kerapkali terengah-engah mengejar Madrid karena beberapa kali meraih hasil imbang.
Namun, Real Madrid yang tengah melaju gas pool, terancam melambat saat menjamu Barcelona di Santiago Bernabeu pada laga El Clasico di pekan ke-29, Senin (21/3) dini hari nanti.
Kenapa? Bukannya Real Madrid dalam kondisi bagus.
Memang, posisi di klasemen, Real Madrid unggul 15 poin atas Barcelona yang ada di posisi ketiga (66 poin berbanding 51 poin).
Real Madrid juga didukung fakta bahwa di lima El Clasico terakhir, mereka mendominasi. Los Blancos tak tersentuh kekalahan dari Barcelona.
Capaian tersebut merupakan streak terbaik Real di El Clasico sejak 1965--1966. Ketika itu, Real Madrid melakukan sapu bersih di enam El Clasico.
Dini hari nanti, Real bisa saja menciptakan catatan yang sama untuk rekor lebih dari setengah abad itu di El Clasico edisi ke-282.
Apalagi, di musim ini, Real hanya menelan satu kekalahan dari 18 laga di Santiago Bernabeu di semua ajang.
Tanpa Benzema, Real Madrid bermain dengan false nine
Namun, menuju El Clasico dini hari nanti, Real kehilangan mesin gol utama mereka, Karim Benzema. Striker Prancis itu dikonfirmasi mengalami cedera betis. Padahal, Benzema sedang bagus-bagusnya.
Kehilangan penyerang yang menjadi top skor Liga Spanyol musim ini dan sudah mencetak 32 gol dan 13 assist dari 34 laga di semua ajang, jelas kerugian besar. Terutama untuk laga sebesar El Clasico.
Dalam wawancara dengan Diario AS, Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti tidak menutupi kegusarannya timnya akan tanpa Benzema di laga nanti. Namun, dia menyebut sudah menyiapkan sejumlah 'skenario kejutan'.
''Peran Benzema sangat krusial. Tetapi, kami bisa mengalahkan Barcelona tanpa Benzema. Gareth Bale, Mariano Diaz, Luka Jovic, dan Rodrygo bisa mengisi posisinya. Kami akan menyesuaikan pilihan terbaik,'' ujarnya.
Selain harus memilih pemain sebagai pengganti Benzema, Ancelotti diperkirakan bakal mengubah skema permainan Real. Dia diprediksi akan memilih memainkan false nine alias memasang striker palsu. Marco Asensio yang paling bisa memerankan false nine.
Tanpa Benzema, bayang-bayang minimnya gol dari barisan depan Real, kembali muncul. Seperti yang terjadi di awal Februari lalu saat Benzema menepi karena cedera, Real sempat kesulitan bikin gol.
Inilah tantangan utama Real di laga El Clasico nanti. Apakah strategi false nine nya Ancelotti bisa berjalan lancar di lapangan atau sebaliknya.
Meski, Ancelotti diuntungkan dengan penampilan stabil lini tengah Real yang diisi Casemiro, Toni Kroos, dan Luka Modric. Jangan lupakan peran Vinicius Jr yang musim ini tampil keren.
"Kami harus berani menekan, memainkan bola dengan baik, bisa keluar dari area pertahanan dan bermain vertikal," begitu game plan Ancelotti.
Barcelona sedang on fire bersama Xavi
Permainan Real memang harus oke di El Clasico nanti. Sebab, Real akan menghadapi Barcelona yang berbeda dari tim yang mereka kalahkan 1-2 di Camp Nou pada Oktober lalu. Barca kini tengah berada dalam tren positif.
Barcelona terbukti lebih stabil sejak ditangani Xavi Hernandez November 2021 lalu. Dia ditunjuk menggantikan Ronald Koeman yang membuat Barca terpuruk di papan tengah La Liga dan terseok-seok di Liga Champions.
Ancelotti juga mengakui kemajuan Barcelona. Dia menyebut
Barcelona dan Xavi adalah jodoh yang pas.
"Yang dilakukannya (Xavi) sejak menggantikan Ronald Koeman sangat baik. Harus diakui, Barcelona lebih komplet bersama Xavi," ujar Ancelotti seperti dikutip Marca.
Pujian Ancelotti itu bukan jebakan. Blaugrana --julukan Barcelona, bersama Xavi memang jauh lebih baik. Buktinya, dalam 11 laga terakhir di semua ajang, mereka tidak terkalahkan.
Rentetan hasil tersebut otomatis memperbaiki peringkat Barcelona yang sempat ada di posisi 9 di era Koeman, kini nyaman di zona Liga Champions.
Kebijakan bursa transfer Januari lalu ikut menjadi kunci kebangkitan. Kehadiran beberapa pemain baru seperti Pierre-Emerick Aubameyang, Adama Traore, dan Ferran Torres yang langsung nyetel, sangat menguntungkan Barca.
Jika ditotal, tiga pemain tersebut sudah mencetak 12 gol dan 8 assist sejak bergabung Januari lalu. El Clasico nanti akan menjadi debut bagi mereka.
Dalam sebuah wawancara, Xavi bahkan memuji Aubameyang sebagai "regalo caido del cielo" alias hadiah yang jatuh dari surga.
Bagi Xavi, El Clasico ini akan yang pertama baginya sejak 2014.
Kali terakhir itu, Barcelona kalah 1-3 pada pekan kesembilan musim 2014--2015. Tetapi, secara keseluruhan, catatan Xavi cukup impresif saat melawat ke Santiago Bernabeu ketika masih aktif. Dari 21 pertemuan, Xavi hanya menelan tujuh kekalahan.
"Kami memang belum sepenuhnya tersingkir dari perburuan juara. Tetapi, kami tidak bisa terlalu optimistis melihat laju stabil Real. Mereka ditangani pelatih dengan segudang pengalaman,'' ujar Xavi kepada Mundo Deportivo.
Dengan Aubameyang yang rajin mencetak gol, Adama Traore  dan Ousmane Dembele yang kembali percaya diri serta rutin bikin assist, plus penampilan apik Pedri di lini tengah, Xavi boleh percaya diri di El Clasico nanti.
Ya, bukan tidak mungkin, Barcelona akan bisa memutus streak kekalahan dalam lima pertemuan terakhir melawan Real Madrid. Atau justru Madrid kembali menang dan semakin dekat dengan gelar juara. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H