Pasangan ganda putra Indonesia yang masih berusia muda, Muhammad Shohibul Fikri dan Bagas Maulana, membuat kejutan hebat di All England 2022.
Datang sebagai newbie karena baru kali ini main di turnamen bulutangkis tertua di dunia ini, Fikri (22 tahun) dan Bagas (23), malah membuat kejutan besar. Mereka mampu lolos ke semifinal.
Ketika dua ganda putra top asal Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan lolos ke semifinal, itu bukan kabar kejutan.
Lha wong dua pasangan ini memang levelnya sudah superstar bulutangkis dunia. Mereka juga sudah pernah jadi juara All England.
Namun, pencapaian Fikri dan Bagas lain cerita. Mereka adalah fenomena baru. Apalagi bila menengok perjalanan mereka dari babak awal hingga mencapai semifinal.
Fikri dan Bagas tampil luar biasa saat menyingkirkan unggulan 3 asal Jepang
Tadi malam, Fikri, anak muda asal Bandung, Jawa Barat dan Bagas, pemuda kelahiran Cilacap, Jawa Tengah ini memperlihatkan bagaimana seharusnya pemain muda Indonesia tampil di pertandingan internasional, terlebih sekelas All England.
Menghadapi ganda Jepang, Takuro Hoki dan Kobayashi yang menjadi unggulan 3, Fikri dan Bagas tidak minder. Malah, mereka tampil percaya diri. Bermain menyerang. Berani adu drive dan melepas smash-smash yang berulang kali menjadi poin.
Di game pertama, Fikri dan Bagas memang takluk 16-21. Namun, di game kedua, mereka membalas dengan skor sama 21-16 dan memaksa pertandingan berlanjut ke game ketiga. Rubber game.
Di game penentuan inilah, mental mereka menghadapi pemain kelas dunia, benar-benar diuji. Utamanya ketika lawan sedang mendominasi permainan.
Betapa tidak, Fikri dan Bagas beberapa kali tertinggal dalam perolehan poin. Mereka sempat tertinggal 5-9 tetapi bisa menyamakan skor jadi 9-9. Ganda Jepang lantas menutup interval pertama dengan keunggulan 10-11.
D interval kedua, Fikri dan Bagas kembali tertinggal 10-13 tapi bisa menyamakan. Lalu tertinggal lagi 13-16 dan kembali bisa menyamakan.
Puncak ketegangan terjadi saat ganda Jepang unggul 17-20. Satu poin lagi, Hoki dan Kobayashi akan memenangkan pertandingan.
Siapa sangka, Fikri dan Bagas belum menyerah.
Lewat kecerdikan melepas pukulan drop shot dengan menaruh shuttlecock di depan net yang memaksa lawan mengangkatnya dan lantas diakhiri smash kencang, mereka bisa mendapatkan 3 poin beruntun.
Fikri dan Bagas secara luar biasa mampu menyamakan skor 20-20. Setting point pun terjadi.
Dan, yang terjadi kemudian, Fikri dan Bagas yang sudah menang mental, mendapatkan dua poin beruntun untuk menutup game ketiga dengan kemenangan 22-20. Luar biasa.
Saya yang memantau pertandingan ini lewat livescore sempat pasrah ketika ganda Jepang sudah unggul 20-17. Sebab, mereka butuh satu poin lagi untuk menang. Namun, Fikri dan Bagas ternyata menolak kalah.
Jumpa Marcus/Kevin di semifinal
Di semifinal yang dimainkan Sabtu (19/3) malam nanti, Fikri dan Bagas akan menghadapi senior mereka, Marcus dan Kevin.
Jangan ditanya bagaimana kualitas Kevin dan Marcus.
Tadi malam, ganda putra ranking 1 dunia ini juga mempertontonkan mental tanding kelas dunia kala bersua ganda putra terbaik India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty di perempat final.
Pertandingan Marcus/Kevin dan Rankireddy/Shetty tadi malam berlangsung ketat.
Kedua pasangan kerap terlibat adu drive. Di awal game pertama, ganda India sempat lebih memegang kendali permainan. Smash-smash Rankireddy kerap mampu menembus pertahanan Marcus/Kevin. Puncaknya ketika Marcus/Kevin tertinggal 15-20.
Mudah mengatakan bahwa mereka akan kalah dan harus berjuang keras di game kedua.
Tapi, tertinggal 5 angka tidak membuat the Minions--julukan Marcus/Kevin panik. Justru ganda putra terbaik dunia itu menunjukkan ketenangan mental mereka.
Permainan cepat dengan drive-drive menyilang sukses merepotkan Rankireddy/Shetty. Hasilnya, Marcus/Kevin bisa mendapatkan 5 poin beruntun dan memaksakan skor sama 20-20. Hingga akhirnya menutup game pertama dengan 24-22.
Mampu menikung dan merebut game pertama membuat Marcus/Kevin semakin percaya diri di game kedua.
Tidak hanya cepat saat menyerang, defense Marcus dan Kevin juga kokoh. Smash-smash kencang Rankireddy maupun Shetty mampu dikembalikan. Ditambah dengan sergapan-sergapan bola depan dari Kevin yang beberapa kali menghasilkan poin. Mereka akhirnya menang 21-17.
Marcus/Kevin sukses menjaga "clean sheet" rekor pertemuannya dengan ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Mereka kini unggul head to head 11-0 atas ganda putra India itu.
Bagas/Fikri layak mendapat perhatian lebih
Soal siapa yang bakal ke final, saya tidak terlalu peduli siapa. Sebab, bagi saya, yang penting wakil Indonesia yang ke final. Karena, keduanya layak.
Namun, bilapun, Fikri dan Bagas takluk dari seniornya, mereka telah mengukir penampilan luar biasa di All England tahun ini. Dari newbie yang tidak diperhitungkan, menjadi sorotan.
Bahkan, dari enam ganda putra Indonesia yang tampil di All England tahun ini, Fikri dan Bagas yang paling kurang terkenal.
Bahkan, dibandingkan dengan dua wakil muda lainnya yang juga rekan mereka di pelatnas, sepak terjang mereka agak kurang diperhitungkan.
Mereka kalah tenar dibandingkan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang moncer sejak di level junior dan jadi juara dunia 2018. Atau Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan yang bersinar di tahun 2021 lalu dan bisa lolos ke BWF World Tour Finals.
Tapi, lihatlah yang terjadi di All England, mereka yang bisa mengejutkan banyak orang dengan lolos ke semifinal.
Fikri dan Bagas bisa mengalahkan Pramudya dan Yeremia di babak pertama alias babak 32 besar.
Lantas, menyingkirkan ganda putra Malaysia yang menjadi unggulan 8, Ong Yew Shin/Tei Ee Yi lewat rubber game di babak 16 besar. Dan tadi malam menaklukkan Hoki dan Kobayashi.
Keberhasilan Fikri dan Bagas melaju ke semifinal All England juga menjadi bukti, Indonesia tidak pernah berhenti melahirkan talenta kelas dunia di sektor ganda putra.
Ah ya, pertandingan semifinal lainnya di sektor ganda putra mempertemukan Hendra/Ahsan melawan ganda Tiongkok, He Jiting/Tan Qiang.
Tadi malam, Hendra/Ahsan mengalahkan ganda Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussesn 21-15, 22-20. Sementara He Jiting/Tan Qiang mengalahkan Leo Carnando/Daniel Marthin lewat rubber game 15-21, 21-16, 21-14.
Dengan adanya tiga ganda putra di semifinal, membuat Indonesia dipastikan mengirim satu wakil ganda putra di final All England 2022 yang dimainkan Minggu (20/3) besok.
Bahkan, bisa saja terjadi All Indonesian Final. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H