Karenanya, kemenangan atas Parupalli Kashyap tadi malam, layak disambut dengan suka cita oleh Ginting. Sebab, itu merupakan kemenangan pertamanya di All England sejak berpartisipasi mulai tahun 2017 silam.
Tentu, kemenangan itu akan membuatnya jadi lebih percaya diri menghadapi babak berikutnya.
Tadi malam, Ginting memang tampil trengginas saat melawan Parupalli. Permainan menyerang cepat diwarnai beberapa kali pukulan smash dan penempatan shuttlecok ke posisi sulit yang menjadi ciri khasnya, benar-benar keluar.
Ginting hanya butuh waktu 37 menit untuk mengalahkan pemain senior India  berusia 35 tahun tersebut.
Menariknya, di putaran II atau babak 16 besar yang dimainkan Kamis (17/3) malam, Ginting yang jadi unggulan 5, akan kembali menghadapi pemain India. Yakni, Srikanth Kidambi.
Tentu saja, Kidambi (29 tahun) yang kini menempati ranking 11 dunia, akan menjadi lawan yang lebih tangguh bagi Ginting ketimbang Parupalli.
Memang, Kidambi yang pernah menjadi world number one pada April 2018 silam, sudah sangat lama tidak pernah juara turnamen BWF World Tour.
Masa kejayaannya mungkin sudah lewat. Itu terjadi pada 2017 silam saat dia mampu meraih lima gelar BWF Super Series. Di antaranya Indonesia Open, Denmark Open,d an French Open.
Setelah itu, penampilannya seringkali naik turun karena hantaman cedera. Jarang sekali Kidambi menembus babak penting.
Namun, tahun 2021 lalu, Kidambi mampu menembus final Kejuaraan Dunia 2021. Meski, ia akhirnya harus puas hanya jadi runner-up setelah dikalahkan Loe Kean Yew dari Singapura.
Andai Ginting tampil dalam form terbaiknya, seharusnya dia bisa mengalahkan Kidambi. Namun, bila dia tampil loyo seperti di German Open 2022 pekan lalu, bukan tidak mungkin dia takluk.