Kemenangan Liverpool 2-0 atas Leicester City, Jumat (11/2) dini hari tadi, tak sekadar bermakna tiga poin bagi The Reds. Kemenangan itu juga menjadi alasan untuk 'menyelamatkan' Liga Inggris musim ini.
Bila menengok situasi di klasemen Liga Inggris, sampeyan (Anda) akan paham betapa liga yang dulu katanya paling ketat di benua Eropa sehingga saking ketatnya penentuan juara baru ditentukan di pekan terakhir, kini malah membosankan. Kurang seru.
Pasalnya, Manchester City terlalu mendominasi. Tim asuhan Pep Guardiola ini seperti berada di level berbeda dibandingkan dengan tim-tim Premier League lainnya. Liga Inggris pun terasa mudah ditebak juaranya.
Sebagai informasi, Manchester City sudah tidak terkalahkan dalam 14 pertandingan terakhir di Liga Inggris musim ini. Rinciannya, mereka meraih 13 kali kemenangan dan imbang sekali.
Kekalahan 0-2 yang dialami Manchester City dari Crystal Palace pada 30 Oktober lalu, mungkin sekadar 'kecelakaan' atau mungkin 'tersandung kerikil' yang sulit terulang.
Bahkan, saking sulitnya kalah, ketika Manchester City bermain 1-1 dengan tuan rumah Southampon pada 23 Januari lalu, sejumlah media Inggris menjadikan itu sebagai berita besar. Itu mungkin berita yang memang jarang terjadi.
Namun, kemenangan Liverpool atas Leicester membuat The Reds kini menjadi tim yang paling bisa menjadi pemburu Manchester City dalam perburuan gelar Liga Inggris 2021/22.
Tiga poin dari hasil kemenangan 2-0 atas Leicester City tersebut membuat The Reds, julukan Liverpool, kini mendekati Manchester City di klasemen.
Liverpool kini berada di peringkat 2 dengan 51 poin. Sementara Manchester City kokoh di puncak klasemen dengan 60 poin. Namun, City sudah memainkan 24 pertandingan, sedangkan Liverpool baru main 23 kali.
Artinya, Liverpool masih punya 'simpanan' satu pertandingan yang bila bisa dimenangkan, maka selisih poin dengan City akan menjadi 6 poin dengan sama-sama memainkan 24 pertandingan.
Nah, bila jarak poin di klasemen hanya tinggal 6 poin, dengan kompetisi Liga Inggris 2021/22 menyisakan 14 pekan, kemungkinan apapun masih bisa terjadi.
Bisa saja, Manchester City mendadak 'masuk angin' karena lebih fokus tampil di Liga Champions yang babak 16 besarnya akan mulai bergulir pekan depan.
Maklum, Pep Guardiola menyimpan ambisi memenangi trofi Liga Champions bersama City. Terlebih setelah musim lalu kalah di final dari Chelsea. Dia tentu ingin kembali membawa City ke final dan juara di kesempatan kedua.
Jurgen Klopp tak tertarik enggan bicara posisi di klasemen
Namun, meski Liverpool dianggap 'menyelamatkan' Liga Inggris dari ancaman kebosanan, tetapi Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp justru kurang tertarik bicara posisi timnya di klasemen.
Dalam wawancara seusai pertandingan seperti dilansir dari website resmi klub Liverpool, Klopp menyebut hal terpenting adalah timnya terus bermain bagus dan meraih kemenangan.
"Jujur saja, saat ini tidak penting bicara itu (memburu City di klasemen). Semisal kami sudah tak punya peluang mengejar mereka, apakah kami lantas bermain seadanya? Terpenting, kami harus terus emenangi pertandingan kami. Itu dulu," ujar Klopp dikutip dari liverpoolfc.com.
Klopp juga mengingatkan pemain-pemainnya bahwa Liverpool bukan hanya menjadi hunter alias pemburu bagi Manchester City. Namun, Liverpool juga dikejar oleh tim-tim di bawahnya.
Karenanya, pelatih yang telah memenangi trof Liga Champions dan Liga Inggris ini menyebut kemenangan atas Leicester sangat penting. Bukan hanya tentang menjaga peluang untuk mengejar City di klasemen.
"Bukan hanya memburu City atau apalah kalian menyebutnya, tetapi juga ada beberapa tim di belakang kami yang berupaya mendekat. Itu tidak kalah penting," sambung Klopp.
Liverpool menang karena ketajaman Diogo Jota
Di Anfield dini hari tadi, Klopp akhirnya bisa revans dari kekalahan 0-1 atas Leicester di putaran pertama Liga Inggris 29 Desember 2021 lalu. Klopp akhirnya menang dari Leicester yang dilatih mantan pelatih Liverpool, Brendan Rodgers.
Kemenangan Liverpool tidak lepas dari kejutan yang dibuat Klopp. Dia memainkan penyerang anyar asal Kolombia, Luis Diaz sebagai starter. Sementara Mohamed Salah, sang top skor Liverpool justru mengawali pertandingan dari bangku cadangan.
Namun, penyerang asal Portugal, Diogo Jota yang jadi sorotan. Dua gol kemenangan Liverpool dicetak pemain berusia 25 tahun ini di menit ke-34 dan 87.
Perihal keputusannya mencadangkan Salah dan baru dimainkan di menit ke-60, Klopp punya alasan khusus.
Dia menyebut kapten Timnas Mesir ini masih kelelahan setelah empat kali bermain 120 menit di Piala Afrika. Termasuk di laga final melawan Senegal, Minggu (6/2). Apalagi, Salah baru bergabung dengan tim pada Selasa (8/2).
Kembali ke rivalitas Liverpool dan City, persaingan kedua tim akan kembali berlanjut pada akhir pekan ini.
Manchester City akan away ke markas Norwich City, Minggu (13/2) dini hari. Lalu Minggu (13/2) malam, Liverpool away ke Turf Moor, markas Burnley yang kini menduduki posisi juru kunci di klasemen.
Di atas kertas,Manchester  City dan Liverpool diprediksi tidak akan kesulitan meraih kemenangan. Tapi siapa tahu ada kejutan. Apalagi, Norwich tidak terkalahkan di empat laga terakhir dengan meraih tiga kemenangan. Sementara Burnley menahan Manchester United 1-1(9/2). Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H