Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Berkat JNE, Titin Sukses Jadi Pelaku UMKM Tanpa Kehilangan "Golden Age" Putranya

31 Januari 2022   13:12 Diperbarui: 31 Januari 2022   13:26 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Titin di depan rumahnya yang tersembunyi di lokasi padat hunian.

Tapi memang, tak kenal maka tak sayang. Belum tahu kelebihannya, jadinya merasa ribet dan belum move on dari cara lama. Namun, ketika dia sudah terbiasa mengoperasikan penjualan via online, Titin tinggal merasakan manfaat berjualan online dan layanan jasa antar JNE.

Ketika sedang bersantai di rumah bersama suami dan anak-anaknya, ada orderan masuk. Untuk urusan mengantar produk pesanan, dia tak perlu lagi mengantar ke lokasi. Tidak kepanasan ataupun kehujanan. Sebab, kurir yang datang mengambil barang ke rumahnya.

"Di masa pertengahan pandemi, kami mulai bisa beradaptasi. Dari situ saya mulai cinta dengan berjualan online. Cinta JNE. Karena ternyata jauh lebih mudah dan menguntungkan," ujarnya.

Memanfaatkan JNE membuat Titin menjalankan usahanya. Jumlah orderannya juga bertambah. Bila berjualan offline, pembeli dan pelanggannya hanya seputaran Sidoarjo. Kini, pelanggannya dari kota tetangga hingga Jakarta. Bahkan ada yang dari Kalimantan.

"JNE berperan banget untuk membesarkan usaha saya. Tanpa mereka, produk saya tidak akan mungkin masuk ke market sana. Paling sekitar sini saja," ujar Titin.

Sukses Tanpa Kehilangan Golden Age Si Bungsu

Mengenang kembali masa-masa sulit di awal pandemi, Titin tak henti berucap syukur, usaha rumahan mengolah tempe jadi keripik tempe, bisa bertahan dari ancaman gulung tikar. Bahkan kini terus bertumbuh. Merambah hingga pulau seberang dengan omzet lumayan besar.

Tapi memang, perjuangan ibu dua anak ini agar produk keripik tempenya bisa survive, layak dicontoh. Demi usahanya bisa bertahan di masa sulit, Titin mau bersusah payah melakukan lompatan besar.

Sebagai ibu rumah tangga, dia mau belajar. Tahun lalu, dia menerima tawaran 'disekolahkan' Bank Indonesia dengan mendapatkan pelatihan digital marketing. Dari situ, dia belajar mengatur keuangan.

Dia juga belajar ilmu packaging agar produknya dilirik. Diajari cara memfoto produk hingga cara mempostingnya di media sosial. Semua proses belajar yang membuatnya seringkali tidur hanya beberapa jam itu dilaluinya dengan tabah.

Dari pelatihan itu, dia tertantang membuat menu varian lokal yang unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun