Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Berkat JNE, Titin Sukses Jadi Pelaku UMKM Tanpa Kehilangan "Golden Age" Putranya

31 Januari 2022   13:12 Diperbarui: 31 Januari 2022   13:26 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Titin di depan rumahnya yang tersembunyi di lokasi padat hunian.

Cerita bermula ketika dirinya ikut suami pulang kampung ke Ngawi.

Di sana, dia melihat beberapa orang membuat keripik tempe. Merasa cara bikinnya mudah dan bisa direplikasi di Sidoarjo, apalagi bahan tempe mudah didapat, dia tertarik belajar. Tahun 2015, dia membuat keripik tempe di rumahnya. Setelah jadi, dikemas dalam plastik sederhana. Sekadar ditempeli tulisan bertuliskan nama produknya.

"Saya taruh di warung tak jauh dari rumah. Awalnya nitip 10 bungkus. Esoknya, saya diberitahu habis. Lalu, saya tambah 20 bungkus," kenangnya.

Keripik tempenya dia jual Rp 1200 per bungkus. Dari nitip di warung itu, dia mendapat duit Rp 12 ribu. Bukan jumlah besar. Tapi, dari situ, dia tahu keripik tempenya disukai. Dia pun bersemangat memproduksi keripik tempe yang lantas dijualnya di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Selain ke warung, juga tetangga, dan wali murid di sekolah anaknya.

Kala itu, dia belum bisa aktif berjualan karena masih bekerja sebagai pengajar les bahasa Inggris di luar rumah. Lalu, Juli 2018, dia berhenti mengajar demi bisa fokus menekuni usaha di rumahnya.

Selain berproduksi, dia mulai mengurus legalitas perizinan. Setelah berproses, izin edar makanan didapatnya. Produknya juga sudah terdaftar di UMKM Sidoarjo. Pelanggannya pun semakin bertambah.

Namun, ketika usahanya tengah mekar, kejadian tak terduga terjadi di awal tahun2020 silam. Pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Tak terkecuali di Sidoarjo.

Dipaksa Pandemi, Belajar Hal Baru dan Berinovasi

Pandemi Covid-19 berdampak besar bagi usaha pelaku UMKM.  Pasalnya, masyarakat jadi punya kebiasaan baru berdiam di rumah demi menghindari kontak langsung dengan orang lain.

Harian Kompas dalam tulisan berjudul "Siasat UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19" pada 22 April 2020 lalu, menyajikan data perihal pelaku UMKM. Data yang bikin sedih.

Menurut Kompas, sebanyak 6,3 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah terpuruk selama pandemi Covid-19. Pendapatan harian mereka merosot drastis sehingga mengancam keberlangsungan usaha. Beberapa dari mereka pun mencari solusi untuk bertahan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun