Selain Pantai Gading, beberapa negara yang punya tradisi juara juga sudah memastikan lolos ke babak 16 besar. Seperti Kamerun, Senegal, Nigeria, dan Mesir.
Aljazair banyak diperkuat 'pemain tua'
Sebenarnya, apa yang membuat Aljazair tampil buruk di Piala Afrika 2021 ini?
Padahal, Aljazair masih dilatih Djamel Belmadi. Dialah pelatih yang mengakhiri paceklik gelar 29 tahun Aljazair sejak juara Piala Afrika 1990, lantas kembali juara pada 2019 lalu.
Aljazair juga diperkuat bintang-bintang mereka yang merumput di kompetisi Eropa. Pendek kata, skuad Aljazair tidak berbeda jauh dengan tim yang tampil di Piala Afrika 2019 lalu di Mesir.
Namun, tampil dengan skuad yang nyaris tidak berubah dari sebelumnya itu tentu punya kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya, tim itu sudah solid. Sudah ada chemistrynya.
Namun, kelemahannya, kekuatan mereka sudah terbaca. Tim-tim lawan sudah mempelajari gaya main mereka. Sebab, sepak bola itu bak buku terbuka yang siapa saja bisa membacanya.
Aljazair juga tidak punya pemain muda yang tampil hebat di kompetisi Eropa bisa menjadi harapan di turnamen ini. Sebaliknya, Aljazair dihuni 'pemain-pemain tua'.
Merujuk daftar starting XI Aljazair saat melawan Sierra Leone di pertandingan pertama, pemain paling muda di tim Aljazair berusia 25 tahun, yakni bek kanan Youcef Atal.
Selebihnya, kiper Rais M'Bolhi (35 tahun), kapten Mahrez (30 tahun), bek tengah Aissa Mandi (30 tahun), gelandang Sofiane Feghouli (32 tahun) dan Yachine Brahimi (31 tahun).
Lalu, penyerang Islam Slimani kini berusia 33 tahun. Plus, Bahdgad Bounedjah yang membawa Aljazair juara lewat gol ke gawang Senegal di final Piala Afrika 2019, kini berusia 30 tahun.