Toh prinsipnya sebenarnya bukan tidur lama, tapi tidur yang cukup.
Meski, kata cukup ini durasinya bagi setiap orang bisa berbeda-beda. Bagi saya, tidur lima-enam jam sudah lebih dari cukup untuk men-charge tenaga.
Namun, teori tidur cukup itu beberapa kali justru saya langgar. Seringkali baru tidur lewat tengah malam. Hanya tidur empat jam-an. Bahkan, pola seperti itu berulang. Tidak hanya sekali dua kali.
Padahal, bekerja menulis di depan laptop jelas berisiko.
Bukan hanya badan yang capek. Mata jadi berat dan pikiran juga lelah. Yang terjadi, area di sekitar mata seringkali berasa pusing. Lelah. Mata seolah berteriak meminta istirahat.
Karenanya, selama beberapa hari kemarin, saya menuruti permintaannya. Beristirahat. Berhenti sejenak dari aktivitas menulis di laptop. Genap sepekan tidak menulis di Kompasiana. Meski ada beberapa tema yang ingin ditulis.
Olahraga itu Perlu, Tapi Jangan Dipaksakan
Selain kerja lembur, olahraga juga bisa menjadi penyebab sakit. Saya mengalami itu. Kok bisa?
Bisa. Karena dilakukan tidak benar. Badan diforsir. Dipaksakan. Itu yang saya alami.
Ceritanya, Rabu pekan lalu, aktivitas saya pas lumayan padat. Hampir seharian beraktivitas di Surabaya. Baru pulang ke rumah menjelang Maghrib.
Lantas, ssai Maghrib sudah ditunggu anak-anak di kampung sebelah.Setelahnya, bermain bulutangkis.