"Saya masih muda. Karena saya bermain di tengah pemain muda berkualitas," ungkap Samsul dikutip dari Persebaya.id.
"Saya hanya berusaha memberi 100 persen di latihan dan pertandingan. Gaya permainan Persebaya cocok dengan saya. Alhamdulillah dua pertandingan 4 gol. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik," sambung Samsul Arif.
Motivasi untuk para penyerang muda Indonesia
Keberhasilan Cak Sul--panggilan Samsul Arif di Persebaya, mencetak hat-trick itu menjadikannya penyerang lokal pertama yang mencetak hat-trick di Liga 1 musim 2021/22 ini.
Sebelumnya, hanya penyerang Persikabo asal Brasil, Ciro Alves yang sudah membuat tiga gol dalam satu pertandingan saat melawan Persela Lamongan (27/11) dan Persiraja (9/12).
Menurut saya, Samsul telah berhasil menaikkkan 'marwah' penyerang lokal yang kini semakin tertinggal dengan banyaknya striker pendatang di Liga 1.
Tengok saja, daftar top skor dikuasai para penyerang asing. Ada Jose Wilkson (Brasil), Ezechiel N'Douassel (Chad), Taisei Marukawa (Jepang), Carlos Fortes (Portugal). Lalu Francisco Torres (Brasil), Youssef Ezzejjari (Spanyol), Marko Simic (Kroasia), Ciro ALves (Brasil), serta Ilija Spasojevic yang kelahiran Montenegro meski kini berstatus warga negara Indonesia.
Dominasi para penyerang 'impor' di Liga 1 itu menjadi bukti, penyerang lokal sedang 'tiarap'. Kalah bersaing. Mereka belum mampu menjadi 'tuan' di liga sepak bola negaranya sendiri.
Padahal, dulu kita punya penyerang lokal yang haus gol sekelas Peri Sandria, Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, Ilham Jayakesuma, dan Boaz Solossa. Mereka pernah menjad top skor liga.
Jangan lupakan nama Budi Sudarsono yang ada di peringkat 2 (di bawah Christian Gonzalez) dalam daftar "all time top scorer" di Liga Indonesia dengan 185 gol. Juga Aliyudin yang ada di peringkat 7 dengan 133 gol.
Melihat ketajaman Samsul, kita memang serasa terbawa kembali kepada ingatan lama itu. Bahwa, kita pernah punya penyerang lokal yang bisa mencetak banyak gol dan ditakuti bek-bek lawan.