Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Shin Tae-yong Berharap 'Menang Bersih', Ini Rapor Indonesia bila Harus Penalti

25 Desember 2021   07:39 Diperbarui: 25 Desember 2021   15:07 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia harus siap menghadapi kemungkinan apapun di semifinal II Piala AFF melawan Singapura, Sabtu (25/12) malam/Foto: affsuzukicup.com

Lolos ke final atau terhenti di semifinal.

Dua kemungkinan itu yang akan didapat Timnas Indonesia saat kembali menghadapi Singapura di semifinal kedua Piala AFF di National Stadium Singapura, Sabtu (25/12) malam.

Cerita mana yang akan terjadi?

Apakah Indonesia akan lolos ke final keenam demi memburu gelar pertama di Piala AFF ? Ataukah Singapura yang tampil di final kelima dan mengejar gelar kelima mereka?

Siapa berpeluang lolos ke final? Peluang kedua tim masih fifty-fifty.

Ya, meski bertajuk semifinal kedua, tetapi Indonesia dan Singapura akan mengawali pertandingan malam nanti 'dari nol'. Hasil 1-1 di semifinal pertama membuat kedua tim tidak ada yang diuntungkan.

Bila ingin lolos ke final, pilihannya hanya satu: menang. Sebab,  babak gugur Piala AFF 2020 memberlakukan aturan baru. Bahwa, tidak ada aturan gol away.

Semisal hasil akhir laga nanti 0-0, itu tidak akan membuat Indonesia yang kali ini berstatus 'tuan rumah' lantas lolos karena unggul 'gol away' sebab bisa mencetak gol saat Singapura menjadi tuan rumah di semifinal pertama.

Bilapun laga malam nanti berakhir 0-0, 2-2, 3-3 ataupun lebih banyak gol imbang, tetap saja agregat pertandingan dihitung imbang. Sebab, tidak ada aturan gol away.

Shin Tae-yong tidak berharap adu penalti

Nah, andai laga Indonesia vs Singapura jilid II malam nanti ternyata kembali berakhir imbang, maka pertandingan akan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.

Andai selama extra time tetap tidak ada gol, maka pemenang akan ditentukan dari titik putih. Adu penalti.

Bila gambarannya seperti itu, peluang terjadinya adu penalti terbuka lebar. Terlebih  bila kedua tim kembali bermain serba hai-hati seperti di laga semifinal pertama.

Saya yakin, pelatih Indonesia, Shin Tae-yong menyadari potensi bakal terjadinya adu penalti itu. Sehingga, dia menyisipkan porsi menendang penalti dalam sesi latihan selama dua hari persiapan jelang semifinal kedua.

Meski, dalam jumpa pers H-1 menjelang laga, Jumat (24/12) kemarin, Shin Tae-yong mengungkapkan bila dirinya tidak memikirkan bakal terjadi adu penalti.

Dia menyebut penalti bukanlah rencananya. Sebab, dia menginginkan Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan bisa menyelesaikan pertandingan tanpa adu penalti alias 'menang bersih'.

"I'm not even thinking about going to a penalty shootout and we want to finish the match before then. Of course it's a possibility but it's not in my planning at all," ujar pelatih asal Korea ini.

Bila begitu, Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan tentu harus kembali tampil all out serta belajar dari kesalahan di semifinal pertama. Sebab, di laga Rabu lalu, Indonesia sebenarnya menguasai pertandingan di babak pertama.

Namun, di babak kedua, Tim Garuda terlihat kurang sabar. Singapura mampu menciptakan beberapa peluang. Puncaknya, Singapura memanfaatkan kelengahan Indonesia di menit ke-70.

Rapor Indonesia saat adu penalti di Piala AFF

Namun, andai memang terjadi adu penalti untuk menentukan pemenang, Indonesia tentu harus siap.

Sepanjang partisipasi Indonesia di turnamen yang dimulai tahun 1996 ini, Indonesia pernah dua kali melakoni adu penalti.

Adu penalti pertama terjadi d Piala AFF 1998 di Vietnam. Kala itu masih bernama Piala Tiger (sesuai nama sponsor). Indonesia berjumpa Thailand dalam perebutan tempat ketiga.

Sebelumnya, Indonesia kalah 1-2 dari Singapura. Sementara Thailand dikalahkan Vietnam 3-0 di semifinal.

Saya yang kala itu masih kelas 2 SMA, menonton laga itu lewat siaran langsung televisi. Meski, saya tidak ingat lagi bagaimana detail pertandingannya.

Tapi yang pasti, laga perebutan tempat ketiga itu berlangsung dashyat. Mungkin karena baik Indonesia maupun Thailand tampil lepas.

Indonesia dua kali unggul lewat gol Kurnawan Dwi Yulianto dan Aji Santoso tapi disamakan Thailand. Bahkan, Thailand akhirnya menutup babak pertama dengan keunggulan 2-3. Namun, di menit ke-89, Indonesia menyamakan skor lewat go Yusuf Ekodono.

Indonesia akhirnya mengalahkan Thailand lewat kemenangan adu penalti 5-4. Uston Nawawi, Bima Sakti, Yusuf Ekodono, Kuncoro, dan Imam Riyadi sukses menjalankan tugasnya. Sementara Anan Punsanai, penendang kedua Thailand, gagal.

Adu penalti kedua Indonesia terjadi di final Piala AFF 2002 di Jakarta. Usai mengalahkan Malaysia di smeifinal, Indoensia jumpa Thailand di final.

Indonesia memperlihatkan semangat pantang menyerah. Thailand sempat unggul dua gol. Tapi, Tim Garuda bisa menyamakan skor lewat Yaris Riyadi dan Gendu Doni.

Sayangnya, di adu penalti kali ini, beban juara di kandang sendiri membuat pemain-pemain Indonesia seolah tertekan.

Padahal, Indonesia sempat unggul ketika Bambang Pamungkas sukses jadi eksekutor pertama. Sementara penendang pertama Thailand, Kiatisuk Senamuang gagal.

Sayangnya, dua penendang Indonesia berikutnya, Sugiantoro dan Firmansyah, gagal. Thailand pun menang adu penalti 4-2 dan meraih gelar ketiga mereka.

Sementara Singapura hanya pernah sekali melakoni adu penalti di babak gugur Piala AFF. Itu terjadi saat semifinal Piala AFF 2007 yang juga digelar di Singapura.

Kala itu, Singapura bertemu Malaysia di semifinal. Di laga semifinal pertama, Singapura yang tertinggal lebih dulu, bisa memaksakan hasil imbang 1-1.

Di semifinal kedua, pertandingan kembali berakhir 1-1. Lagi-lagi Singapura mampu menyamakan skor ketika tertinggal lebih dulu.

Karena skor 1-1 bertahan hingga babak extra time, maka dilanjutkan dengan adu penalti.

Hasilnya, lima penendang Singapura berhasil menjalankan tugasnya. Sementara penendang kelima Malaysia, Mohd Khyrill Zambri gagal. Singapura pun unggul 5-4 dan lolos ke final.

Mereka lantas juara usai menang agregat 3-2 atas Thailand dalam dua kali pertandingan final. Menang 2-1 di National Stadium di leg pertama dan bermain imbang 1-1 di Bangkok di leg II.

Mungkinkah akan terjadi cerita deja vu semifinal Piala AFF malam nanti bagi Singapura?

Indonesia tentu menolak kemungkinan deja vu yang  menguntungkan Singapura.

Kekuatan Indonesia bertambah

Ya, Timnas Indonesia yang awalnya diremehkan karena membawa banyak pemain muda, tentu tidak ingin peluang ke final yang sudah di depan mata malah melayang.

Apalagi, kekuatan Indonesia akan bertambah saat menghadapi Singapura di semifinal kedua nanti.

Egy Maulana Vikri yang sudah tiba di Singapura pada Selasa (21/12) lalu, kali ini sangat mungkin dimainkan oleh coach Shin.

Hadirnya Egy tentu akan membuat pelatih yang pernah membawa Korea Selatan mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 ini semakin punya banyak opsi di lini depan.

Egy, dengan kualitas individu dan visi bermain yang membuatnya bisa bermain di Liga Eropa, tentu diharapkan bisa membuat lini penyerangan Indonesia semakin mengggit.

Selain Egy, Ramai Rumakiek yang tidak tampil di semifinal pertama karena akumulasi kartu kuning, kini kembali bisa bermain. Rumakiek mengaku siap bila dimainkan.

"Saya tidak bisa bermain di semifinal pertama, saya berharap bisa mendapatkan kesematan bermain di pertandingan besok (malam nanti)," ujar Rumakiek saat jumpa pers.

Rumakiek yang sudah mencetak satu gol di Piala AFF 2020, menyebut pemain sangat termotivasi untuk membawa Indonesia lolos ke final. "Coach Shin menyiapkan rencana bagus. Itu membuat kami yakin bisa lolos ke final," sambung dia.

Menarik ditunggu akan seperti apa starter Indonesia di lini serang dengan Egy dan Rumakiek sudah bisa dimainkan.

Apakah Shin Tae-yong akan tetap memainkan striker dengan tipikal "penyerang nomor 9" seperti Ezra Walian, Dedik Setiawan, KH Yudho ataupun Hanis Saghara.

Atau malah akan memainkan Egy sebagai pemain false nine dengan didukung Irfan Jaya, Witan Sulaeman sebagai trisula plus tiga gelandang pekerja di belakang mereka.

Apapun itu, semoga Indonesia bisa lolos ke final. Tentu akan lebih hebat bila menang di masa normal.

Namun, bilapun harus ditentukan adu penalti, Indonesia juga bisa lebih siap ketimbang Singapura. Siapa tahu kali ini, Rahmat Irianto--putra Sugiantoro, bakal 'mengoreksi sejarah' pahit di Piala AFF 2002 dan membawa Indonesia menang.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun