Usai berolahraga pagi di akhir pekan kemarin, sebelum masuk ke rumah, saya menyempatkan mengobrol dengan Bu Endang yang tengah asyik menyapu halaman rumahnya.
Obrolan biasa warga perumahan.
Perihal kondisi perumahan usai diguyur hujan deras sejak semalam. Tentang sampah yang terkadang diambil tidak tepat waktu oleh tukang sampah. Juga tentang kabar varian baru Covid-19 yang konon sudah masuk ke Indonesia.
Sebelum masuk ke rumah, saya kaget sekaligus penasaran ketika Bu Endang mendadak berujar minta maaf. Ada apa gerangan.
Ternyata, dia merasa tidak enak hati karena beberapa hari lalu meminta tukang kebersihan untuk membersihkan tempat sampah milik tetangga sebelah.
Lantas, oleh tukang kebersihan, sisa bersih-bersih itu ternyata dibuang di lahan kosong seberang rumah saya. Pantas, selama beberapa hari, baunya rada menyengat.
"Pak Hadi, saya mohon maaf pak. Saya sudah kasih tahu orangnya agar dibuang jauh atau dimasukkan kantong kresek agar diambil tukang sampah, kok malah dibuang ke situ," ujar Bu Endang.
Saya spontan berujar tidak mempermasalahkan itu. Memaklumi.
Malah, saya salut dengan kerendahan hati beliau yang meski jauh lebih senior dari saya tapi tidak gengsi meminta maaf.
Apalagi, itu sebenarnya bukan kesalahannya. Sebab, dia malah berinisiatif membersihkan bak sampah yang bukan miliknya karena menurutnya darurat dibersihkan.