Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Loh Kean Yew Tampil OP, Singapura Bisa Punya Juara Dunia

17 Desember 2021   09:30 Diperbarui: 17 Desember 2021   12:23 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ITunggal putra Singapura, Loh Kean Yew (24 tahun), tampil overpower di Kejuaraan Dunia 2021. Dia lolos ke perempat final/BWF

Singapura bakal punya juara dunia bulutangkis?

Dulu, beberapa tahun lalu, kalimat tanya itu mungkin dianggap bercandaan. Dikira mengada-ada.

Bagaimana tidak, lha wong di level Asia Tenggara (SEA Games) saja, pebulutangkis asal Singapura masih susah bersaing, apalagi bisa menjadi juara dunia.

Kini, kemungkinan itu bisa menjadi nyata. Bisa saja terjadi.

Singapura berpeluang punya pemain juara dunia untuk kali pertama sepanjang sejarag. Utamanya di sektor tunggal putra. Itu seiring penampilan hebat tunggal putra, Loh Kean Yew.

Loh Kean Yew tampil Overpower

Sebagai informasi, Kejuaraan Dunia (BWF World Championship) 2021 yang berlangsung di Huelva, Spanyol, kini mulai memasuki babak penting. Turnamen tahunan BWF paling elit ini bakal memainkan laga perempat final, Jumat (17/12).

Ada banyak pemain top yang lolos ke perempat final usai meraih kemenangan di babak ketiga, Kamis (16/12) kemarin. Beberapa hasil mengejutkan juga terjadi.

Nah, salah satu nama yang paling menjadi sorotan adalah tunggal putra asal Singapura, Loh Kean Yew. Pasalnya, pemain berusia 24 tahun ini lolos ke perempat final dengan cara 'wow'.

Loh mengalahkan pemain Thailand, Kantaphon Wangcharoen (23 tahun) dengan skor mencengangkan, 21-4, 21-7 hanya dalam waktu 30 menit. Loh seolah membuat Kantaphon bak pemain kemarin sore.

Padahal, pemain Thailand ini pernah meraih medali perunggu alias mencapai babak semifinal di Kejuaraan Dunia 2019.

Meski lama tidak juara, penampilan Kantaphon juga tidak terlalu buruk-buruk amat. Contohnya Oktober lalu, dia mampu mengalahkan Anthony Ginting di babak penyisihan Piala Thomas ketika Indonesia mengalahkan Thailad 3-2.

Tetapi memang, penampilan Loh Kean Yew di Kejuaraan Dunia 2021 ini sedang OP alias overpower.

Akun Instagram resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), juga mengakui itu dengan memajang foto Loh Kean Yew plus tulisan "overpowered".

Ya, Loh sedang tampil bagus-bagusnya sehingga lawan-lawannya sulit untuk mengimbangi permainannya. Bukan hanya Kantaphon Wangcharoen yang menjadi korban keganasannnya.

Sehari sebelumnya, di putaran kedua, pemain asal Austria, Luka Wraber (31 tahun) juga dikalahkan dengan skor mencolok, 4-21, 8-21 hanya dalam waktu 25 menit.

Sampeyan (Anda) mungkin bisa berkata, "ah Kantaphon Wangcharoen dan Luka Wraber kan memang bukan pemain top. Jadi, tidak mengherankan bila Loh mampu menang dengan skor telak".

Namun, bagaimana dengan Viktor Axelsen. Kurang top apa dia.

Axelsen, peraih medali emas Olimpiade 2020 dan pernah juara dunia 2017. Plus tahun ini meraih lima gelar bergengsi seperti All England Open, Indonesia Open, hingga BWF World Tour Finals 2021.

Nyatanya, Axelsen juga dibuat tak berkutik oleh Loh di putaran pertama. Axelsen sempat unggul 21-14 di game pertama. Namun, di dua game berikutnya, Axelsen dibuat seperti kebingungan. Loh mampu menang 21-9, 21-6 di game kedua dan ketiga.

Di perempat final yang akan dimainkan Jumat (17/12), Loh akan menghadapi pemain India, Prannoy HS.

Loh Kean Yew berkembang pesat di 2021

Tentu saja, penampilan apik Loh ini tidak muncul begitu saja. Tapi, performa OP nya di Kejuaraan Dunia 2021 ini bak menjadi klimaks dari penampilan apiknya sepanjang tahun 2021 ini. Apalagi, dia sempat berlatih bersama Axelsen di Dubai pada pertengahan tahun.

Awal November lalu, dia juara di turnamen Hylo Open di Jerman. Padahal, Loh tidak masuk dalam daftar pemain unggulan.

Dalam road to final, dia mengalahkan Chou Tien-chen (unggulan 1) asal Taiwan, Rasmus Gemke (unggulan 5) dari Denmark di perempat final dan pemain muda India juara Asia junior 2018, Lakshya Sen.

Lalu, pada akhir November lalu, di Indonesia Open 2021, Loh yang tidak diunggulkan, mampu lolos ke final sebelum akhirnya dikalahkan Axelsen lewat rubber game 13-21, 21-9, 13-21.

Nah, yang luar biasa adalah bagaimana perjuangannya untuk bisa mencapai babak final.

Loh mampu mengalahkan juara dunia 2018, 2019 yang juga world number one asal Jepang, Kento Momota lewat rubber game 21-7, 17-21, 21-19 di putaran kedua.

Lalu, mengalahkan pemain senior Denmark, Hans Kristian-Vittinghus dengan skor mencolok 21-9, 21-4 di perempat final. Kemudian, menangatas pemain Denmark lainnya Rasmus Gemke 21-14, 21-7 di semifinal.

Nah, bila di Indonesia Open itu dia kalah dari Axelsen di final. Kini, di Kejuaraan Dunia, dia bisa mengalahkan Axelsen. Itu menjadi bukti bahwa penampilan Loh kini sedang bagus-bagusnya.

Persaingan menuju final di tunggal putra bakal unpredictable

Dan memang, persaingan di nomor tunggal putra di Kejuaraan Dunia tahun ini bakal berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bakal sulit ditebak.

Tanpa adanya Kento Momota yang tidak tampil, juga dua andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, plus pemain senior China, Chen Long, persaingan di tunggal putra memang terbuka.

Terlebih kini dengan tumbangnya Axelsen yang diunggulkan juara. Chou Tien-chen dari Taiwan yang jadi unggulan 4 juga sudah tereliminasi di putaran kedua.

Menariknya, India mendominasi perempat final tunggal putra dengan mengirimkan tiga wakilnya. Selain Prannoy HS yang jadi lawan Loh Kean Yew, India juag diwakili Lakshya Sen.

Kemarin, Sen, anak muda berusia 20 tahun ini mengalahkan pemain top asal Guatemala, Kevin Cordon yang namanya melejit di Olimpiade 2020 lalu usai berhasil menembus semifinal. Sen menang 21-13, 21-8. Di perempat final, Sen akan menghadapi pemain China, Zhao Junpeng.

Lalu ada Srikanth Kidambi (29 tahun), pemain unggulan 12 yang kemarin mengalahkan Lu Guangzu dari China lewat straight game 21-10, 21-15.

Srikanth yang pada 2018 lalu pernah menduduki ranking 1 dunia tapi kini ada di ranking 15, penampilannya mulai membaik. Dia akan bejumpa pemain Belanda, Mark Caljouw di perempat final.

Pertandingan perempat final lainnya menghadirkan 'big match' saat Andres Antonsen dari Denmark menghadpai tunggal putra andalan Malaysia, Lee Zii Jia.

Ya, menarik ditunggu siapa dari delapan nama tersisa di tunggal putra yang akan menjadi juara di Kejuaraan Dunia tahun ini.

Namun, saya tidak akan terkejut bila ternyata Loh Kean Yew mampu menembus babak final dan bahkan juara. Karena memang, penampilannya sedang OP.

Ah ya, sekadar menambahkan informasi, Indonesia sudah sangat lama tidak punya juara dunia di nomor tunggal putra. Terakhir adalah Taufik Hidayat yang jadi juara dunia tahun 2005 atau 16 tahun lalu. Kala itu, Taufik mengalahkan Lin dan 15-3, 15-7 di final.

Salam bulutangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun