Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Tiga Pelayan, Bonus dalam Pekerjaan, dan Tukang Laundry yang Jujur

13 Desember 2021   16:02 Diperbarui: 15 Desember 2021   10:32 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tukang laundry langganan saya sekarang juga seperti itu. Mereka kreatif dalam menjalankan bisnisnya. Mau jemput bola dengan mengambil pakaian yang akan disetrika ke rumah. Pagi sebelum jam 06.00 mereka sudah tiba di rumah.

Orangnya juga sopan. Sebelum masuk mengambil pakaian, dia mengetuk pagar dan berucap salam.

Tapi, yang paling membuat saya respek dengannya adalah kejujurannya.  Dia tidak mau mengambil barang yang memang bukan miliknya. Meski mungkin tidak ada orang yang tahu.

Beberapa kali, duit yang tanpa sadar ada di kantong celana ataupun saku baju dan ikut disetrika, dikembalikan. Dibungkus plastik dan dikasih perekat, lantas ditaruh di dalam packingan rapi.

Malah pernah, saya kaget ketika menerima pakaian yang sudah dikemas rapi usai disetrika itu. Sebab, di dalamnya ada duit Rp 100 ribu. Duit saya yang tertinggal di saku celana.

Namun, dia tidak tergoda untuk mengambilnya. Dia kembalikan itu. Padahal, saya saja tidak tahu bila di celana atau baju yang akan disetrika itu ada duit gedhe.

Bila duit receh, atau duit kertas  semisal dua ribu atau lima ribu dikembalikan, itu mungkin masih biasa karena memang besarannya kecil. Namun, bila duitnya 100 ribu dan dikembalikan, itu luar biasa. Itu kejujuran yang sulit dicari.

Dan memang, kejujuran itu tentu sudah terlatih. Melatih diri untuk tidak tergoda mengambil yang kecil. Sehingga, ketika tahu yang besar pun, dia tidak tergoda.

Ah, andai pak laundry ini menjadi pejabat, dia bakal menjadi abdi negara yang berintegritas. Pejabat yang jujur. Tak mau korupsi. Tak mau mengambil duit negara karena tahu itu bukan miliknya.

Seperti dia memilih untuk mengembalikan duit pelangganya ketimbang mengambilnya. Padahal, tidak ada yang mengetahui perbuatannya itu  karena pelanggannya juga tidak tahu ada uang tersebut.

Seperti cerita di buku tadi, pak laundry ini persis seperti pelayan C yang karena dia bekerja lebih dari sekadar job desknya, dia layak mendapatkan bonus besar. Bahwa, rezekinya semakin lapang karena ada banyak orang yang percaya dan senang menggunakan jasanya. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun