Timnas Indonesia mengawali turnamen Piala AFF 2020 yang dimainkan di tahun 2021 dengan kemenangan.
Indonesia mengalahkan Kamboja 4-2 (3-1) pada pertandingan perdana Grup B yang digelar di Bishan Stadium di Singapura, Kamis (9/12) malam.
Memang, merujuk penampilan Timnas Indonesia di laga tadi malam, kemenangan ini belum bisa disebut luar biasa. Masih ada 'pekerjaan rumah' di sana-sini.
Apalagi, lawannya baru Kamboja yang memang selama ini lebih sering jadi 'makanan empuk' bagi Indonesia di Piala AFF.
Namun, terlepas dari banyaknya pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Pelatih Shin Tae-yong, kemenangan atas Kamboja ini layak disyukuri.
Bagaimanapun, mengawali turnamen dengan kemenangan sangatlahh penting. Bukan hanya karena pemain-pemain akan lebih bersemangat melakoni pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Lebih dari itu, bagi Timnas, kemenangan ini serasa mengakhiri 'kutukan' bagi Indonesia di laga perdana Piala AFF.
Mengakhiri 'kutukan', kemenangan pertama di laga perdana Piala AFF sejak 2010
Ya, Timnas Indonesia sebelumnya memang selalu bermasalah ketika tampil di pertandingan perdana di Piala AFF.
Entah apa masalahnya. Apakah karena faktor jadwal berat, kesiapan tim, belum panas, atau soal keberuntungan. Tapi yang jelas, kenyataannya seperti itu.
Indonesia sempat susah menang di laga perdana turnamen bergengsi di Asia Tenggara tapi belum masuk dalam kalender event resmi FIFA ini. Kemenangan terakhir di laga perdana Piala AFF terjadi pada 11 tahun silam atau di tahun 2010.
Simak fakta-fakta berikut.
Di Piala AFF 2018 lalu yang juga digelar di Singapura, Indonesia dikalahkan tuan rumah Singapura 0-1 pada pertandingan pertama Grup B di National Stadium Singapura.
Kekalahan ini seolah memperpanjang 'rekor' Indonesia yang dalam enam tahun terakhir selalu kesulitan mengawali turnamen tersebut dengan kemenangan.
Ya, sejak Piala AFF edisi 2012 lalu, Timnas Indonesia selalu gagal menang di laga pertama.
Dua tahun sebelumnya, di penyelenggaraan Piala AFF 2016, Indonesia dipaksa menyerah 2-4 dari Thailand di pertandingan pertama. Sempat tertinggal 0-2 di babak pertama, Indonesia menyamakan skor hanya dalam tiga menit di awal babak kedua lewat Boaz Solossa dan Lerby Eliandry.
Menariknya, kedua tim bertemu kembali di final yang digelar dalam dua pertandingan home and away. Sampean (Anda) pastinya masih ingat siapa yang akhirnya jadi juara?
Meski menang 2-1 di pertandingan final pertama di Pakansari, Indonesia gagal juara karena kalah 0-2 di Bangkok pada pertandingan final kedua.
Tapi, tim Indonesia yang tampil di Piala AFF 2016 adalah salah satu yang terbaik. Empat pemain Indonesia masuk dalam tim terbaik turnamen. Yakni kiper Kurnia Meiga, gelandang Stefano Lilipaly dan Rizky Pora, dan striker Boaz Solossa.
Di Piala AFF edisi 2014, Indonesia juga tidak mampu menang. Meski, hasilnya masih lumayan ketika bermain 2-2 dengan Vietnam. Namun, Indonesia gagal lolos dari fase grup.
Toh, hasil itu masih lebih baik bila dibandingkan dengan laga pembuka Piala AFF 2012 silam ketika Indonesia bermain 2-2 dengan Laos. Malah, Indonesia nyaris kalah andai Vendry Mofu tidak mencetak gol di menit ke-90.
Ya, melawan Laos, tim yang acapkali jadi penggembira di Piala AFF, Indonesia pernah nyaris kalah. Dan itu terjadi di pertandingan perdana.
Kali terakhir Indonesia bisa menang di pertandingan pertama Piala AFF terjadi pada edisi 2010 silam. Ketika Indonesia menang telak 5-1 atas Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Meski, Indonesia kemudian kalah agregat gol dari Malaysia saat berjumpa dalam dua kali final. (0-3, 2-1)
Evaluasi sebelum melawan Laos
Karenanya, sekali lagi, kemenangan atas Kamboja di pertandingan pertama tadi malam, layak disyukuri.
Kemenangan ini akan menjadi bekal berharga bagi Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan untuk menyongsong pertandingan kedua melawan Laos, Minggu (12/12).
Tentu, kita sebagai pendukung Tim Garuda, berharap tim pelatih bisa melakukan evaluasi solutif dari beberapa aspek yang perlu diperbaiki di laga melawan Kamboja
Apa saja?
Sampeyan (Anda) Â yang tadi malam menyaksikan langsung melalui layar televisi, pastinya paham bagaimana permainan Timnas Indonesia saat melawan Kamboja. Sampeyan pasti punya penilaian masing-masing.
Indonesia mengawali pertandingan dengan permainan rapi dan mematikan. Bahkan, mampu unggul cepat lewat sundulan Rachmat Irianto usai memaksimalkan sepak pojok.
Evan Dimas Darmono menambah keunggulan Indonesia lewat gol di menit ke-17.
Lalu, di menit ke-33, Irianto, putra dari Bejo Sugiantoro, bek legendaris Persebaya yang juga pernah membela Timnas di Piala AFF 1998, 2000, dan 2002, kembali mencetak gol lewat sundulan.
Namun, setelah itu, permainan Indonesia mulai terlihat kedodoran. Beberapa kali, passing-passing terlihat tidak akurat sehingga menyulitkan rekan sendiri. Kamboja memperkecil skor lewat Yue Safy di menit ke-37. Skor 3-1 jadi akhir cerita babak pertama.
Di babak kedua, gol cantik dari Ramai Rumakiek di menit ke-54 membuat Indonesia unggul 4-1. Di menit ke-60, Kamboja mencetak gol keduanya lewat tendangan bebas Mony Udom yang sempat berbelok arah usai bola membentur pagar hidup Indonesia.
Di 30 menit terakhir, terlihat permainan Indonesia sudah tidak serapi dan setenang di 30 menit awal pertama. Passing sering salah karena mendapatkan pressing ketat dari pemain-pemain Kamboja. Stamina juga mulai menurun.
Imbasnya, beberapa kali pemain-pemain Kamboja mampu mendapatkan peluang. Bahkan, sempat berhadapan langsung dengan kiper Syahrul Fadil yang tampil cukup tenang.
Ya, ketenangan dalam bermain, passing dan stamina. Itulah beberapa pekerjaan rumah yang harus diberesi oleh Pelatih Shin Tae-yong sebelum menghadapi Laos.
Bagaimana kekuatan Laos di Piala AFF 2020 ini?
Laos sendiri sudah bermain dua kali. Hasilnya, mereka kalah beruntun: 0-2 dari Vietnam di laga pertama (6/12) dan 0-4 dari Malaysia, Kamis (9/12) tadi malam. Karenanya, Laos kini ada di posisi juru kunci Grup B.
Meski begitu, tidak lantas Timnas Indonesia meremehkan Laos. Evan Dimas dkk harus fokus pada diri mereka sendiri. Fokus bermain rapi dan mematikan agar kembali menang.
Laga melawan Laos harus dimenangi. Sebab, usai Laos, Indonesia berturut-turut akan menghadapi Vietnam dan Malaysia yang tentu levelnya lebih berat. Itu akan menjadi tantangan sebenarnya.Â
Semoga permainan Timnas Garuda semakin oke saat melawan Laos nanti sehingga bisa lebih siap menghadapi Vietnam dan Malaysia.
Anak asuh Shin Tae-yong pasti paham bila Grup B ini terbilang grup maut. Â Sebab, hanya akan ada dua tim yang lolos ke babak berikutnya. Artinya, Indonesia harus bersaing dengan Vietnam dan Malaysia.
Salam. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H