Namun, dia lantas bangkit. Tahu-tahu sudah menyambar shuttlecock dengan pukulan drop shot dan mengarahkannya ke depan net yang gagal dijangkau Amalia.
Toh, Febriana/Amalia tidak patah semangat. Mereka lantas bisa menyamakan skor 20-20 dan memaksakan setting point.
Di momen menentukan dan menegangkan ini, mereka tampak tampil tenang. Febriana/Amalia mendapatkan poin beruntun. Mereka menang 22-20 dan memperpanjang nafas lewat rubber game.
Game ketiga berjalan alot. Ganda putri Indonesia beberapa kali unggul dalam perolehan poin tetapi bisa disamakan ganda putri Malaysia. Dari 2-1 jadi 2-2, 5-4 jadi 5-5, hingga 6-5 jadi 6-6. Pearly/Thinaah lantas unggul 8-6 tapi bisa disamakan Febriana/Amalia. Interval pertama berakhir dengan keunggulan Pearly/Thinaah 11-9.
Sempat beberapa kali tertinggal di angka 10-12, 11-14, 15-16 tetapi bisa menyamakan, Febriana/Amalia akhirnya bisa meninggalkan Pearly/Thinaah saat skor 17-17. Mereka mendapatkan tiga poin beruntun dan unggul 20-17.
Menariknya, kemenangan ganda putri Indonesia ini ditentukan lewat challenge. Febriana yang melakukan servis, mengirim shuttlecock tinggi. Wasit menganggap shuttlecock keluar.
Namun, setelah Febriana meminta challenge, dalam tayangan ulang via teknologi hawk eye, sekian inci shuttlecock nampak masih menyentuh garis dalam sehingga dinyatakan masuk. Febriana/Amalia pun menang dengan skor 21-17.
Sudah seringkali bertemu di level junior
Sebenarnya, pertemuan dua ganda putri Indonesia dan Malaysia ini bukan kali ini. Utamanya bagi Febriana Dwipuji Kusuma.
Sebab, sebelumnya, Febriana sudah beberapa kali bertemu Pearly dan Thinaah. Utamanya ketika dia masih berpasangan dengan Ribka Sugiarto. Salah satunya di final Malaysia International 2019 ketika ganda Malaysia itu menang rubber game dan menjadi juara.