Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Barcelona yang Tampak Menjanjikan Bersama Xavi

21 November 2021   09:50 Diperbarui: 21 November 2021   10:04 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen yang dulunya hanya bisa dibayangkan para Cules--julukan untuk pendukung Barcelona, itu akhirnya menjadi kenyataan.

Momen ketika salah satu legenda klub, Xavi Hernandez, berdiri di tepi lapangan Stadion Camp Nou untuk melatih dan memberi instruksi kepada pemain-pemain Barcelona.

Xavi (41 tahun), mantan gelandang karismatik Barcelona yang semasa bermain dikenal sebagai master pengumpan ini memberi harapan baru untuk klub yang telah dibawanya meraih banyak gelar.

Ya, dini hari tadi, Xavi melakoni debutnya sebagai pelatih Barcelona. Dia membawa I'Blaugrana meraih kemenangan di laga derby Catalonia. Barcelona dibawanya menang 1-0 atas Espanyol di pekan ke-13 Liga Spanyol, Minggu (21/11).

Gol kemenangan Barcelona dicetak oleh Memphis Depay dari titik penalti di menit ke-48. Sebelumnya, pemain asal Belanda ini dilanggar bek Espanyol.

Di menit ke-63, Barcelona sebenarnya mencetak gol kedua lewat gelandang asal Belanda, Frenkie de Jong. Namun, gol itu dianulir karena de Jong dalam posisi off side.

Xavi memberi ruang untuk pemain muda

Tentu saja, meraih kemenangan di laga debut, sangat bagus bagi seorang pelatih baru.

Kemenangan itu juga membuat tim lebih percaya diri usai melalui periode buruk. Sebab, pergantian pelatih umumnya terjadi karena dipicu kondisi tim tidak baik-baik saja.

Barcelona pun begitu. Tim juara Liga Champions lima kali ini sempat berada dalam posisi mengkhawatirkan di era pelatih Ronald Koeman. Sulit melihat harapan ketika Barcelona dilatih Koeman.

Lantas, Xavi yang sedang menikmati melatih klub Qatar, Al Sadd dengan sudah meraih banyak gelar, diminta pulang. Dengan karisma, pengalamana, dan kemampuannya, Xavi tentu diharapkan bisa memulihkan Barcelona.

Minimal, dirinya diyakini bakal bisa lebih dekat dengan pemain-pemain senior Barcelona seperti Pique, Jordi Alba, dan Sergio Busquets yang dulunya merupakan rekan sepermainan. Pemain-pemain muda pun akan tertantang dilatih olehnya.

Dan memang, Xavi yang dulu mengawali karier bolanya di akademinya Barcelona, La Masia, tidak alergi dengan pemain muda.

Dia tahu betul, pemain muda butuh ruang untuk menunjukkan potensinya.

Dia paham, pemain muda butuh menit bermain untuk mengembangkan permainanya seperti ketika dulunya di akhir tahun 90-an, dirinya 'naik kelas' dari  Barcelona B ke tim senior.

Percaya kepada pemain muda itulah yang dilakukannya saat melawan Espanyol dini hari tadi.

Dalam starting XI yang dimainkannya, Xavi memasang lima pemain yang usianya 22 tahun ke bawah. Mayoritas dari mereka merupakan alumni tim Barcelona B.

Ada nama bek Oscar Mingieza (22 tahun) dan Eric Garcia (20 tahun), gelandang Nico Gonzalez (19 tahun), Pablo Paez Gavira alias Gavi (17 tahun), dan penyerang sayap Ilias Akhomach Chakkour yang juga baru berusia 17 tahun.

Belum cukup? Masih ada lagi.

Di babak kedua, Xavi juga memainkan Abdessamad Ezzalzouli (19 tahun) untuk menggantikan Akhomach di awal babak. Riqui Puig (22 tahun) sebagai pengganti Busquets di menit ke-78. Lalu Ronald Araujo (22 tahun) dimainkan menggantikan Mingueza di menit ke-88 dan Yusuf Demir (18 tahun) diturunkan mengisi posiis Nico.

Memang, Xavi tidak punya banyak pilihan karena beberapa pemain berpengalaman masih belum bugar seperti Ousmane Dembele, Martin Braithwaite, Pedri, ataupun Sergio Aguero.

Toh, di daftar pemain cadangan masih ada nama Philippe Coutinho, Clement Lenglet, Sergi Roberto, Luuk de Jong, Samuel Umtiti yang termasuk senior. Mereka punya pengalaman.

Tapi, Xavi lebih memilih memainkan anak-anak muda itu. Bahkan, saat pergantian di babak kedua, hanya Coutinho yang dimainkan. Itupun hanya 20 menit terakhir.

Bisa disimpulkan, di pertandingan ini, Xavi ingin menyimak langsung potensi pemain-pemain muda Barcelona dengan memberi mereka kesempatan bermain.

Dia percaya, anak-anak muda itu sudah siap untuk dimainkan di liga. Mereka hanya perlu dipercaya. Terbukti, Barcelona bisa menang. Dan tentu, itu akan membuat anak-anak muda itu semakin percaya diri.

Barcelona bermain agresif

Tidak hanya komposisi line up yang menarik diulik, gaya main Barcelona bersama Xavi juga tampak menjanjikan. Hampir sepanjang pertandingan, Barcelona bermain menyerang. Agresif.

Memang, Barcelona hanya bisa menang 1-0 atas Espanyol. Gol itupun tercipta dari titik penalti.

Namun, bila sampeyan (Anda) menyaksikan pertandingan ini, terlihat jelas Barcelona tidak kesulitan untuk menciptakan peluang lewat permainan menyerang.

Data statistik menunjukkan, Barcelona menguasai penguasaan bola (ball possession) sebesar 66 persen dengan melakukan 663 passing dan tingkat akurasi passingnya mencapai 89 persen. Dari situ terbaca, filosofi permainan Xavi sudah terlihat.

Yang menarik, sepanjang pertandingan, Sergio Busquets dan kawan-kawan mampu melakukan 16 kali tembakan ke gawang lawan (shots). Meski, yang tepat mengarah ke gawang hanya enam tembakan. Selebihnya, bola melebar, melambung, ataupun diblok oleh bek-bek Espanyol.

Toh, itu menunjukkan bahwa Barcelonanya Xavi bermain dengan konsep yang sesuai dengan karakter Barcelona. Konsep menyerang yang selama ini dianut tim yang pernah lekat dengan filosofi permainan Tika Taka.

Terlebih, bersama pelatih pelatih sebelumnya, Barcelona bahkan pernah sepanjang pertandingan tidak mampu menghasilkan satu tembakan ke gawang.

Kalaupun ada pekerjaan rumah, Xavi hanya perlu mengasah lagi kemampuan para gelandang seperti Frenkie de Jong, Nico untuk mencetak gol jarak jauh seperti yang dulu sering dilakukannya saat menjadi pemain.

Termasuk terus mengasah naluri gol Gavi agar Barcelona tidak hanya bergantung pada Depay untuk urusan mencetak gol.

Dengan kemenangan ini, posisi Barcelona memang masih ada di peringkat 6 dengan 20 poin. Barca berjarak 8 poin dari peringkat 1, Sevilla (28 poin).

Toh, kompetisi baru memainkan 13 pertandingan. Masih ada 25 laga ke depan. Bila melihat performa Barcelona di laga debut Xavi, penampilan mereka tampak menjanjikan. Bukan tidak mungkin, bersama Xavi, Barcelona akan terus merangsek naik.

Pekan depan, Barcelonanya Xavi akan menghadapi tantangan berat.  Busquets dkk akan away menghadapi Villarreal (28/11), salah satu wakil Spanyol di Liga Champions musim ini.

Namun, sebelumnya, Barcelona bakal menjamu tim Portugal, Benfica, di Liga Champions, Rabu (24/11). Xavi bakal melakoni debutnya sebagai pelatih di Liga Champions.

Ini pertandingan yang harus dimenangi oleh Barcelona untuk menjaga harapan lolos ke babak knock out 16 besar. Sekaligus membalas kekalahan 0-3 di markas Benfica pada 30 September silam.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun