Toh, di daftar pemain cadangan masih ada nama Philippe Coutinho, Clement Lenglet, Sergi Roberto, Luuk de Jong, Samuel Umtiti yang termasuk senior. Mereka punya pengalaman.
Tapi, Xavi lebih memilih memainkan anak-anak muda itu. Bahkan, saat pergantian di babak kedua, hanya Coutinho yang dimainkan. Itupun hanya 20 menit terakhir.
Bisa disimpulkan, di pertandingan ini, Xavi ingin menyimak langsung potensi pemain-pemain muda Barcelona dengan memberi mereka kesempatan bermain.
Dia percaya, anak-anak muda itu sudah siap untuk dimainkan di liga. Mereka hanya perlu dipercaya. Terbukti, Barcelona bisa menang. Dan tentu, itu akan membuat anak-anak muda itu semakin percaya diri.
Barcelona bermain agresif
Tidak hanya komposisi line up yang menarik diulik, gaya main Barcelona bersama Xavi juga tampak menjanjikan. Hampir sepanjang pertandingan, Barcelona bermain menyerang. Agresif.
Memang, Barcelona hanya bisa menang 1-0 atas Espanyol. Gol itupun tercipta dari titik penalti.
Namun, bila sampeyan (Anda) menyaksikan pertandingan ini, terlihat jelas Barcelona tidak kesulitan untuk menciptakan peluang lewat permainan menyerang.
Data statistik menunjukkan, Barcelona menguasai penguasaan bola (ball possession) sebesar 66 persen dengan melakukan 663 passing dan tingkat akurasi passingnya mencapai 89 persen. Dari situ terbaca, filosofi permainan Xavi sudah terlihat.
Yang menarik, sepanjang pertandingan, Sergio Busquets dan kawan-kawan mampu melakukan 16 kali tembakan ke gawang lawan (shots). Meski, yang tepat mengarah ke gawang hanya enam tembakan. Selebihnya, bola melebar, melambung, ataupun diblok oleh bek-bek Espanyol.
Toh, itu menunjukkan bahwa Barcelonanya Xavi bermain dengan konsep yang sesuai dengan karakter Barcelona. Konsep menyerang yang selama ini dianut tim yang pernah lekat dengan filosofi permainan Tika Taka.