Lantas, Xavi yang sedang menikmati melatih klub Qatar, Al Sadd dengan sudah meraih banyak gelar, diminta pulang. Dengan karisma, pengalamana, dan kemampuannya, Xavi tentu diharapkan bisa memulihkan Barcelona.
Minimal, dirinya diyakini bakal bisa lebih dekat dengan pemain-pemain senior Barcelona seperti Pique, Jordi Alba, dan Sergio Busquets yang dulunya merupakan rekan sepermainan. Pemain-pemain muda pun akan tertantang dilatih olehnya.
Dan memang, Xavi yang dulu mengawali karier bolanya di akademinya Barcelona, La Masia, tidak alergi dengan pemain muda.
Dia tahu betul, pemain muda butuh ruang untuk menunjukkan potensinya.
Dia paham, pemain muda butuh menit bermain untuk mengembangkan permainanya seperti ketika dulunya di akhir tahun 90-an, dirinya 'naik kelas' dari  Barcelona B ke tim senior.
Percaya kepada pemain muda itulah yang dilakukannya saat melawan Espanyol dini hari tadi.
Dalam starting XI yang dimainkannya, Xavi memasang lima pemain yang usianya 22 tahun ke bawah. Mayoritas dari mereka merupakan alumni tim Barcelona B.
Ada nama bek Oscar Mingieza (22 tahun) dan Eric Garcia (20 tahun), gelandang Nico Gonzalez (19 tahun), Pablo Paez Gavira alias Gavi (17 tahun), dan penyerang sayap Ilias Akhomach Chakkour yang juga baru berusia 17 tahun.
Belum cukup? Masih ada lagi.
Di babak kedua, Xavi juga memainkan Abdessamad Ezzalzouli (19 tahun) untuk menggantikan Akhomach di awal babak. Riqui Puig (22 tahun) sebagai pengganti Busquets di menit ke-78. Lalu Ronald Araujo (22 tahun) dimainkan menggantikan Mingueza di menit ke-88 dan Yusuf Demir (18 tahun) diturunkan mengisi posiis Nico.
Memang, Xavi tidak punya banyak pilihan karena beberapa pemain berpengalaman masih belum bugar seperti Ousmane Dembele, Martin Braithwaite, Pedri, ataupun Sergio Aguero.