Bermain bersama Liliyana yang usianya lebih muda 8 tahun darinya, Nova terbukti bisa ngemong di lapangan. Mereka menjadi juara dunia 2005 dan 2007. Mereka juga meraih medali perak Olimpiade 2008.
Pendek kata, Nova dengan semua pengalamannya, pastinya memahami apa yang terjadi pada Praveen/Melati saat ini. Dia paham kondisi teknis dan psikologis sebagai pemain.
Diharapkan bangkit di Bali
Usai dari Hylo Open, Nova punya beberapa hari untuk menyegarkan kembali motivasi dan kepercayaan diri Praveen/Melati. Ya, hanya beberapa hari saja.
Sebab, pekan depan, mereka akan kembali tampil di dua turnamen beruntun yang digelar di Nusa Dua, Bali. Yakni Indonesia Masters 2021 yang digelar pada 16-21 November, lalu berlanjut Indonesia Open 23-28 November.
Bila merujuk daftar seeded (unggulan) di turnamen BWF Wolrd Tour yang kini levelnya naik menjadi Super 750, sektor ganda campuran termasuk yang paling ketat.
Memang, Tiongkok tidak ikut berpartisipasi. Artinya, pasangan ganda ranking 1-2 dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yolu/Huang Dongping tidak ikut serta.
Namun, masih ada Dechapol/Sapsiree dan ganda campuran Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino yang tengah on fire. Yuta/Arisa meraih gelar beruntun di Denmark Open dan French Open.
Nah, bila menengok drawing, Praveen/Melati yang menjadi unggulan 2, kemungkinan akan bersua Tang Chun-Man/Tse Ying Suet di perempat final. Tapi, semoga Rinov Rivaldy/Pitha Mentari bisa mengalahkan mereka di putaran pertama.
Bila terus menang, Praveen/Melati juga bisa bersua Yuta/Arisa di babak semifinal.
Tentu ini akan menjadi ujian berat mengingat Yuta/Arisa meski menjadi unggulan 3, mereka sangat kuat. Bahkan, Dechapol/Sapsiree bisa dua kali mereka kalahkan di final Denmark Open dan semifinal French Open.