Ditambah lagi komunikasi mereka untuk berbagai tugas meng-cover area lapangan acapkali tidak berjalan sempurna. Masih belum sesuai dengan sebutan honey couple yang seharusnya bukan hanya sikap mereka yang manis dan acapkali jadi sorotan netizen, tetapi juga ada pengertian yang erat ketika bermain.
Kondisi itu membuat lawan-lawan tidak lagi cemas bila menghadapi Praveen dan Melati. Lawan cenderung memainkan pukulan-pukulan flat (datar) dan menempatkan shuttlecock ke posisi-posisi sulit demi merusak rotasi mereka.
PR untuk Nova Widianto
Tidak hanya itu, Nova dalam wawancara yang dilansir dari Kompas.com itu juga menyebut bahwa pertahanan akan menjadi fokus dalam perbaikan penampilan Praveen/Melati.
Menurut Nova, ketika serangan-serangan Praveen/Melati tidak tembus karena lawan punya pertahanan kuat, mereka tidak bisa menerapkan pola yang lain karena pertahanan mereka tidak solid.
Akhirnya, lawan justru bisa berbalik menekan dengan menghujamkan smash-smash. Utamanya ke arah pemain perempuan yang memang menjadi 'rumus' dalam permainan ganda campuran.
"Hal itu juga yang membuat mereka sering tidak konsisten karena begitu mereka tidak mendapat serangan, mereka seperti buntu. Kami harus perkuat lagi pertahanan Praveen/Melati," ucap Nova.
Ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Nova Widianto.
Nova yang sejak akhir September lalu ditinggal pensiun oleh mentor dan juga seniornya, Richard Mainaky, diyakini bisa mengembalikan Praveen/Melati ke level terbaiknya.
Bagaimanapun, Nova sudah menyerap ilmu dari 'tangan dingin' Richard yang selama 26 tahun mengabdi di Pelatnas dan telah melahirkan sederat pebulu tangkis top, utamanya di ganda campuran.
Apalagi, sebagai mantan pemain ganda campuran, Nova punya pengalaman panjang bermain. Pria yang kini berusia 44 tahun ini dulu pernah bermain bersama Vita Marissa dan Liliyana Natsir.