Seru bisa mendengarkan beragam cerita dari kawan yang pernah melakukan proses wawancara kerja di tempat kerjanya.
Mendengarkan cerita mereka, serasa mendapatkan angle berbeda perihal wawancara kerja yang selama ini lebih banyak saya dengar dari para pelamar kerja.
Kali ini, saya mendengarnya dari pihak yang mewawancarai.
Tentu saja, kawan yang pernah melakukan wawancara kerja itu memang punya kewenangan di tempat kerjanya untuk melakukan seleksi calon karyawan baru.
Ada banyak cerita.
Ada cerita pencari kerja yang gugup saat wawancara kerja sehingga sangat sedikit berkata ataupun berpikir lama saat hendak menjawab pertanyaan.
Saking gugupnya, selama proses wawancara kerja, seringkali menggaruk kepala meskipun tidak gatal. Bahkan, untuk sekadar menatap mata pewawancara saja seperti tidak berani.
Ada pula pencari kerja yang merasa over percaya diri sehingga terlalu banyak bicara ketika menjawab pertanyaan. Bahkan, ada yang merasa sudah kenal dekat dengan interviewer meski baru bertemu.
Ada pula yang bicara tanpa ceplas ceplos tanpa saringan. Ketika ditanya alasan mundur dari tempat kerja sebelumnya, dia malah mengumbar kejelekan tempat kerja lamanya. Seolah merasa jawaban seperti itu keren.
Tetapi memang, bagi banyak orang, wawancara kerja itu momen yang mendebarkan. Menegangkan.