Pebulutangkis senior, Greysia Polii (34 tahun) yang mengisyaratkan dalam waktu dekat akan berhenti mengayun raket, sepertinya bisa pensiun dengan tenang.
Sebab, masa depan ganda putri Indonesia kini tampak terlihat cerah. Penerus perjuangan Greysia Polii di ganda putri sudah ada. Tinggal terus dimatangkan.
Dalam hal regenerasi, ganda putri yang beberapa tahun lalu sempat mengalami 'gagal panen', kini bermunculan. Bak bunga yang sedang bermekaran.
Ya, sektor ganda putri kini tidak kalah dengan sektor ganda putra yang selama ini sangat produktif menghasilkan pasangan muda potensial yang terus bermunculan.
Tampil galak, Fadia/Ribka lolos ke semifinal Hylo Open 2021
Adalah penampilan pasangan muda, Siti Fadia Silva Rahmadanti dan Ribka Sugiarto yang menjadi garansi ganda putri Indonesia akan baik-baik saja bila Greysia nanti gantung raket.
Sejak dipercaya tampil membela tim beregu Indonesia di Piala Sudirman dan Piala Uber Oktober lalu, Siti Fadia (20 tahun) dan Ribka (21 tahun) terus memperlihatkan penampilan sebagai calon pasangan ganda putri kelas dunia.
Penampilan Siti Fadia dan Ribka di turnamen Hylo Open 2021 yang digelar di Saarbrucken, Jerman pada pekan ini, menjadi bukti terkini.
Di perempat final, Jumat (5/11) tadi malam, Fadia dan Ribka Sugiarto memperlihatkan mental pantang menyerah.
Menghadapi ganda putri Thailand, Putita Sipajirakul dan Sapsiree Taerattanachai yang lebih diunggulkan, mereka tampil galak. Mereka menang rubber game.
Siti/Ribka sempat kalah 15-21 di game pertama. Namun, mereka menang dramatis 24-22 di game kedua. Lantas mengalahkan ganda unggulan 5 tersebut dengan skor 21-16 di game ketiga untuk memastikan lolos ke semifinal.
Ya, Siti Fadia yang kelahiran Bogor dan Ribka Sugiarto yang kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, memang tampil galak di turnamen Hylo Open ini.
Saking galaknya, di fase sebelumnya, lawan-lawan mereka bahkan sulit untuk sekadar mendapatkan poin di atas 10.
Simak fakta berikut.
Di putaran pertama, Fadia dan Ribka yang tidak masuk dalam daftar unggulan, langsung berhasil memulangkan ganda putri top Eropa asal Bulgaria, Gabriela Stova/Stefani Stoeva, Rabu (3/11).
Stoeva bersaudara yang menjadi unggulan 2, mereka kalahkan straight game dengan skor 21-9, 21-16 hanya dalam 27 menit. Tidak sampai setengah jam.
Padahal, Gabriela (27 tahun) dan Stefani (27 tahun) ini bukan pasangan kaleng-kaleng. Mereka merupakan juara bertahan di turnamen ini. Mereka juara di tahun 2020 saat turnamen ini masih bernama SaarLorLux Open.
Bahkan, mereka juara Eropa dua kali. Tahun 2021 ini, Stoeva bersaudara juara di European Championship 2021 di Kyiv, Ukraina. Di final, mereka mengalahkan pasangan top asal Inggris, Chloe Birch/Lauren Smith.
Itu gelar kedua mereka sebagai juara Eropa. Sebelumnya, Stoeva bersaudara juga menang di Kejuaraan Eropa 2018 di Huelva, Spanyol dan menjadi finalis 2017. Itu bukti, mereka pasangan bagus.
Tapi, menghadapi Fadia/Ribka, Stoeva bersaudara tidak berkutik.
Ketika di lapangan, Fadia dan Silva seperti sudah hafal bagaimana ganda Bulgaria itu bermain. Mereka seolah sudah tahu cara mengatasi ganda putri top Eropa ini.
Kemenangan atas Stoeva bersaudara itu bukan kebetulan. Bukan karena ganda Bulgaria ini sedang tampil buruk. Tetapi Fadia dan Silva yang memang sedang tampil on fire.
Faktanya, di putaran kedua Hylo Open, Kamis (4/11) malam, Fadia dan Ribka kembali tampil galak. Bahkan kali ini lebih galak.
Adalah ganda Denmark, pasangan Natasja P. Anthonisen/Clara Graversen yang menjadi korban kegalakan mereka. Fadia dan Ribka menang dua game dengan skor 21-5, 21-11 hanya dalam waktu 22 menit.
Permainan Fadia dan Ribka keluar maksimal. Fadia piawai meng-cover area belakang lapangan plus smas-smash tajam yang kerapkali menjadi poin. Sementara Ribka yang lebih banyak di depan, permainan drop shot nya semakin cantik, secantik parasnya.
Fadia dan Ribka telah melakoni proses panjang
Tidak sekali ini, Fadia dan Ribka tampil bagus. Pekan lalu, di French Open 2021, keduanya juga tampil lumayan oke.
Mereka mampu mengalahkan ganda putri andalan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan yang menjadi unggulan 8 dengan skor 21-12, 23-21 di putaran kedua.
Di Piala Sudirman 2021 lalu, Pearly/Thinaah sempat merepotkan Greysia/Apriyani Rahayu meski akhirnya ganda peraih medali emas Olimpiade ini menang rubber game. Situasi itu berulang di putaran pertama Denmark Open. Greysia/Apriyani susah payah mengalahkan mereka lewat rubber game.
Ketika melawan Fadia/Ribka yang sama-sama tenaga muda, Pearly (21 tahun) dan Tinaah (23 tahun) ternyata tak berkutik. Bukan tidak mungkin, mereka bakal jadi musuh bebuyutan di masa depan.
Di French Open itu, Fadia/Ribka terhenti di perempat final usai kalah dari ganda kuat Korea unggulan 2, Kim So-yeong/Kong Hee-yong. Itupun dengan skor lumayan ketat, 19-21, 14-21.
Tetapi memang, melihat penampilan apik Fadia/Ribka sekarang tidak terlalu mengejutkan. Sebab, potensi mereka memang sudah terlihat sejak beberapa tahun lalu. Lantas, mereka menjalani proses panjang dengan bermain bareng.
Memang, Fadia dan Ribka tidak bermain sejak level junior. Di level junior, mereka punya pasangan masing-masing.
Ribka pernah bermain dengan Jauza Fadhila Sugiarto dan Febriana Dwipuji Kusuma dan meraih medali di Kejuaaraan Asia dan Dunia junior. Bahkan, jadi juara Asia junior 2018 bersama Febriana.
Sementara Fadia dulu berpasangan dengan Agatha Imanuela dan pernah meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia junior 2018. Fadia juga bermain dobel di ganda campuran bersama Rehan Naufal Kusharjanto. Mereka pernah jadi juara Asia junior 2017 dan dua kali meraih medali perak kejuaraan dunia junior 2017 dan 2018.
Ketika Fadia dipasangkan dengan Ribka, itu ibarat bersatunya dua potensi dengan rapor bagus di level junior. Keduanya juga saling melengkapi. Fadia piawai bermain sebagai pemain belakang. Ribka handal bermain di depan.
Fadia dan Ribka mulai mencuri perhatian publik ketika mereka jadi juara di turnamen Indonesia Masters Super 100 pada Oktober 2019 lalu. Kala itu, Fadia/Ribka mengalahkan senior mereka, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, 23-21, 21-15.
Sejak itu, mereka terus dipoles. Di tangan pelatih ganda putri Eng Hian yang terbukti membawa Greysia/Apriyani meraih medali emas Olimpiade, Fadia/Ribka semakin matang. Mereka punya prospek bagus.
Di pertandingan semifinal Hylo Open yang dimainkan Sabtu (6/11), Fadia dan Ribka akan menghadapi ganda putri Jepang, Rin Iwanaga/Kie Nakanishi.
Siti Fadia dan Ribka kini menjadi satu-satunya harapan Indonesia untuk meraih gelar di ganda putri.
Sebab, ganda putri Indonesia lainnya, Nita Violina Marwah/Putri Syaikah terhenti di perempat final. Pasangan yang baru berusia 20 tahun ini takluk dari ganda putri Jepang, Chisato Hoshi/Aoi Matsuda 16-21, 9-21.
Total ada enam pemain Indonesia yang memastikan lolos ke semifinal Hylo Open. Selain Fadia/Ribka, juga ada tiga pasangan ganda putra dan dua wakil ganda campuran.
Bukannya menepikan wakil lainnya, tapi saya berharap Fadia/Ribka bisa lolos ke final. Apalagi bisa meraih gelar. Sebab, itu akan membuat mereka semakin percaya diri.
Dan, kita pun bisa berujar, masa depan ganda putri Indonesia akan baik-baik saja.Â
Sebab, selain Fadia/Ribka, masih ada Nita Violina/Putri Syaikah. Plus, Apriyani Rahayu yang entah bakal dipasangan dengan siapa selepas Greysia pensiun.
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI