Anak-anak lalu bertanya, apakah kondisi seperti di film Wall-E itu bisa terjadi dalam kehidupan nyata?
Dari situlah, saya memberikan pemahaman. Mereka mulai belajar memperlakukan sampah. Minimal jadi sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Juga meminimalisir penggunaan kantong plastik.
Semisal ketika bersekolah, mereka rutin membawa tempat minum dari rumah sehingga tidak perlu membeli minuman di sekolahnya yang bisa menjadi sampah plastik.
Cara kedua bisa dengan mencontohkan langsung berbagai upaya yang bisa dilakukan di rumah untuk menekan emisi karbon. Bisa dengan menghemat penggunaan listrik di rumah.
Anak-anak dibiasakan mematikan lampu di ruangan ketika tidak lagi digunakan. Atau mematikan televisi ketika sudah tidak ditonton.
Dulu, ketika asyik menonton lantas ada teman mengajak main, mereka sering lupa mematikan TV. Kini, mereka terbiasa mematikannya sebelum pamit bermain. Termasuk mau mengurangi penggunaan AC ketika tidur.
Selama kita memberikan arahan dengan baik, anak-anak akan mudah mengikuti. Lama-lama, anak-anak jadi terbiasa. Aktivitas hemat listrik itu jadi kebiasaan baru bagi mereka.
Informasi seputar NZE yang perlu diketahui orang tua
Memang tidak mudah mengubah kebiasaan lama anak-anak menjadi gaya hidup baru yang selaras dengan semangat NZE.
Sebab, memberi penjelasan NZE, bahaya emisi karbon, dan kehidupan bumi di masa depan kepada anak-anak, sangat berbeda dengan mendongeng lomba lari antara kelinci dan kura-kura di hutan.
Bila mendongeng fabel, kita mengingat ceritanya turun-temurun. Namun, untuk bercerita dan membagikan semangat NZE kepada anak-anak, kita harus update banyak informasi. Tak hanya sebatas "setahu ayah". Ketika kaya informasi, kita siap bercerita. Juga siap menjawab pertanyaan anak-anak yang kadang di luar dugaan.