Indonesia harus menang bila ingin lolos ke perempat final. Namun, Taiwan punya tim yang oke. Mereka punya dua tunggal putra yang bagus. Malah punya ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020.
Skor 1-1 saat Jonatan main di game ketiga. Game krusial. Sebab, bila Jojo menang, peluang Indonesia untuk menang terbuka lebar dan menjadi juara grup.
Yang terjadi, Jonatan tampil berkelas. Permainanannya rapi. Minim error. Wang Tzu Wei (26 tahun), pemain ranking 11 dunia, dibuatnya mati gaya. Jonatan menang straight game 21-17, 21-13. Dan itu menjadi poin penting dalam kemenangan Indonesia, 3-2.
Kemenangan atas Wang Tzu Wei itulah yang menjadi titik balik penampilan Jonatan Christie di Piala Thomas. Berikutnya, kita melihat Jonatan yang berbeda.
Dia menjadi seorang pemain yang matang. Bermental tangguh. Mau jatuh bangun di lapangan. Dan, lapar menang.
Jonatan menjadi penentu kemenangan Indonesia 3-0 atas Malaysia di perempat final. Jojo yang main di game ketiha, menang rubber game atas Ng Tze Young (15/10).
Penampilan Jojo mencapai puncaknya ketika Indonesia bertemu Denmark di semifinal. Denmark punya dua pemain tunggal yang masuk ranking 5 besar dunia.
Jojo turun ketika skor 1-1. Dia bermain melawan Anders Antonsenm pemain ranking 3 dunia Sebelumnya, Ginting takluk dari Viktor Axelsen, sang peraih medali emas Olimpiade 2020.
Harapan besar ada pada Jojo. Sebab, bila dia menang, Indonesia kemungkinan besar bakal ke final karena unggul di nomor ganda yang dimainkan di game keempat.
Yang terjadi, Jojo mampu menang rubber game 25-23, 15-21, 21-16 dalam pertandingan selama 100 menit. Ya, 1,5 jam lebih. Itu salah satu game paling epik menurut saya dalam perjalanan Indonesia merebut Piala Thomas 2020 ini.