Dari 12 pemain putra yang masuk tim Piala Thomas Indonesia, mungkin Jonatan yang paling sering dinyiyirin warganet yang mayoritas merupakan pecinta bulutangkis di dunia maya.
Itu tidak lepas dari penampilannya yang loyo ketika Indonesia menghadapi Thailand di penyisihan grup.
Jonatan tak berdaya saat melawan pemain 20 tahun, Kunlavut Vitidsarn. Dia kalah 10-21, 14-21. Padahal, di game kedua itu, dia sempat unggul 14-11 tapi dibalik jadi 14-21.
Jojo pun jadi sasaran perundungan oleh warganet yang kecewa. Tidak sulit menemukan komentar negatif di kolom komentar beberapa akun media sosial yang mengabarkan Piala Thomas dan Uber 2020.
Intinya, mereka kecewa dengan penampilan Jojo. Mereka tidak terima, bagaimana bisa, pemain ranking 7 dunia, kalah mudah dari pemain belia ranking 25.
Ada warganet yang menyebut Jojo bermain klemar klemer alias malas gerak. Menyebut Jojo enggan main jatuh bangun di lapangan seperti halnya Anthony Ginting.
Malah, ada warganet yang menyebut Jojo lebih baik jadi selebgram ataupun main sinetron daripada atlet bulutangkis.
Yang paling menohok, dengan penampilan Jojo yang dianggap melempem itu, tim Thomas Indonesia disebut akan sulit melangkah jauh seperti halnya di Piala Sudirman lalu.
Toh, mereka boleh bicara apa saja. Meski, sejatinya itu hanya luapan kekecewan sesaat. Sebab, semua pecinta bulutangkis Indonesia pastinya berharap yang terbaik untuk Jonatan dan kawan-kawannya.
Jojo memberi jawaban di lapangan
Seolah mendengar kekecewaan dan harapan badminton lovers Indonesia, Jonatan lantas memberi jawaban ketika Indonesia menghadapi Taiwan di pertandingan terakhir penyisihan grup.