Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia dan Peluang 'Deja Vu' Juara Piala Thomas 2000 di Kuala Lumpur

17 Oktober 2021   12:08 Diperbarui: 17 Oktober 2021   12:10 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya diharapkan menyumbang poin kemenangan di final Piala Thomas 2020/Badminton Photo/Yohan Nonotte

Penantian 19 tahun Indonesia untuk meraih kembali Piala Thomas, bisa berakhir malam nanti.

Tim putra bulutangkis Indonesia akan menghadapi China di final Piala Thomas 2020, Minggu (17/10) malam.

Final keenam yang mempertemukan Indonesia vs China di Piala Thomas ini akan digelar di Cere Arena di Kota Aarhus Denmark mulai pukul 13.00 waktu Eropa atau mulai pukul 18.00 WIB.

Tim Indonesia lolos ke final ke-20 mereka di Piala Thomas usai menang 3-1 atas tuan rumah Denmark di semifinal, Sabtu (16/10). Sementara China menang atas Jepang dengan skor sama, 3-1.

Untuk cerita kemenangan luar biasa Indonesia atas Denmark di semifinal, silahkan mengulik tulisan saya sebelumnya di sini https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/616b026b06310e6d801c4f93/bungkam-denmark-indonesia-hadapi-china-di-final-ke-20.

Sejarah pertemuan Indonesia vs China di final Piala Thomas

Final malam nanti bisa dibilang sebagai 'final ideal'. Sebab, dua negara yang paling sering juara Piala Thomas sejak kali pertama digelar tahun 1949 silam akan bersaing membawa pulang piala.

Ini akan menjadi pertemuan keenam Indonesia melawan China sepanjang pasrtisipasi kedua negara di final Piala Thomas.

Sebelumnya, dalam lima pertemuan di final, China untuk sementara unggul 3-2 atas Indonesia.

Sejarah rivalitas Indonesia-China di final Piala Thomas dimulai di tahun 1982. Kala itu, Piala Thomas digelar di London, Inggris.

China juara setelah mengalahkan Indonesia 5-4. Kala itu, final memang mempertandingkan 9 pertandingan. Itu merupakan gelar pertama China di Piala Thomas.

Dua tahun kemudian, Indonesia kembali berjumpa China di final Piala Thomas 1984 yang digelar di Kuala Lumpur. Kali ini, Indonesia juara usai mengalahkan China 3-2.

Liem Swie King yang bermain bersama Hariamanto Kartono, menjadi penentu kemenangan Indonesia di game kelima. Itu gelar kedelapan Indonesia di Piala Thomas. Tapi, itu kemenangan pertama Indonesia atas China di final.

Rivalitas Indonesia-China kembali berlanjut di final Piala Thomas 1986 di Jakarta. Hasilnya, China berhasil mengalahkan Indonesia di rumahnya sendiri dengan skor 3-2.

Setelah 14 tahun, Indonesia akhirnya kembali berjumpa China di final Piala Thomas 2000 di Kuala Lumpur. Dan, Kuala Lumpur rupanya menjadi venue yang membahagiakan bagi Indonesia.

Indonesia juara setelah menang sempurna, 3-0 atas China di final.

Tiga poin kemenangan Indonesia di final diraih Hendrawan, pasangan Tony Gunawan/Rexu Mainaky, dan Taufik Hidayat yang kala itu baru berusia 18 tahun.

Perjumpaan Indonesia vs China di final Piala Thomas kembali terjadi di tahun 2010 di Kuala Lumpur. Kali ini, China berhasil mengangkat piala setelah menang 3-0 atas Indonesia. Gelar kedelapan China.

Itu juga menjadi perjumpaan terakhir Indonesia vs China di final sebelum tadi malam kedua negara kembali meraih 'tiket' ke pertandingan puncak Piala Thomas.

Unggul materi pemain, Indonesia berpeluang mengulang kemenangan di final Piala Thomas 2000

Nah, bagaimana peluang di final keenam Indonesia vs China di Denmark malam nanti?

Tentu, saya berharap Indonesia yang juara. Harapan itu bukan hanya karena subyektivitas sebagai pendukung Indonesia. Tapi juga karena situasi terkini kedua tim.

Di Piala Thomas kali ini, China tidak membawa beberapa pemain terbaik mereka. Tidak ada tunggal putra senior peraih medali emas Olimpiade 2016 yang juga finalis Olimpiadei 2020, Chen Long.

China juga tidak membawa ganda putra terbaiknya, Li Junhui/Liu Yuchen, pasangan juara dunia 2018 yang juga peraih medali pera Olimpiade 2020.

China banyak membawa pemain muda. Seperti tunggal putra Li Shifeng (21 tahun/ranking 65), Weg Hongyang (22 tahun/ranking 147) untuk mendampingi Shi Yuqi (25 tahun/ranking 10) dan Lu Guangzu (24 tahun/ranking 27).

Di nomor ganda,  China 'hanya' membawa ganda ranking 20 dunia, He Jiting/Tan Qiang. Plus pemain senior, Liu Cheng (29 tahun), Zhou Gaodong (23 tahun) dan pemain putra ganda campuran, Wang Yilu (26 tahun) yang bisa ditandemkan di lapangan.

Bandingkan dengan tim China di Piala Thomas 2018 silam. Di tunggal putra mereka punya Chen Long, Shi Yuqi, dan pemain senior Lin Dan. Di ganda ada juara dunia 2017, Liu Cheng/Zhang Nan dan juga Liu Yuchen/Li Junhui. Dengan tim itu, China juara setelah mengalahkan Jepang di final.

Bagaiamana line up China di final nanti?

Merujuk line up yang mereka mainkan saat melawan Jepang di semifinal tadi malam, Shi Yuqi main sebagai tunggal pertama. Di game kedua, China memainkan pasangan He Jiting/Zhou Haodong. Lalu, Li Shifeng jadi tunggal kedua dan bermain di game ketiga.

Di game keempat, China memainkan pasangan Liu Cheng/Wang Yilu. Karena China sudah ungul 3-1, game kelima yang sedianya akan memainkan Weng Hongyang, tidak jadi dimainkan.

Kabar terakhir, Shi Yuqi sempat mengalami cedera di semifinal tadi malam. Dia memutuskan walk over di akhir game kedua saat melawan Kento Momota di angka 5-20. Di game pertama, dia kalah 20-22.

Belum jelas apakah Shi Yuqi bisa bermain alais diturunkan atau tidak di final nanti.

Nah, dengan komposisi seperti itu, ini peluang terbaik bagi Indonesia untuk juara. Sebab, komposisi pemain Indonesia ataupun ranking pemain, lebih baik dari China.

Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie akan kembali menjadi harapan untuk meraih poin.

Setelah tadi malam dikalahkan Viktor Axelsen, Ginting tentu ingin move on dan termotivasi menyumbangkan poin kemenangan untuk Indonesia. Ingat, lawan Ginting di final tidak akan sedashyat Axelsen.

Andai Ginting melawan Shi Yuqi, itu akan menjadi kesempatan baginya memperbaiki catatan head to head yang selama ini sulit mengalahkan dia. Toh, final bukan cuma soal head to head. Tapi lebih siapa yang paling siap.

Lalu di nomor ganda, pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kini sedang on fire. Penampilan mereka sedang oke. Rasanya sulit bagi ganda China untuk mengimbangi mereka.

Bila seperti itu, bukan tidak mungkin, final malam nanti akan menjadi 'deja vu' alias ulangan cerita yang sama seperti di final Piala Thomas tahun 2000 silam. Ketika Indonesia menang 3-0 atas China di Kuala Lumpur.

Apalagi, sebuah kebetulan atau pertanda, sama dengan Piala Thomas 2000 silam, Indonesia melaju ke final setelah mengatasi perlawanan ketat Denmark di semifinal.

Namun, meski lebih diunggulkan, bagaimanapun, China adalah China, sang juara bertahan.

Meski membawa beberapa pemain muda, China acapkali tampil penuh totalitas di turnamen beregu. Apalagi, mereka tentu bersemangat mengawinkan gelar usai tim putri mereka jadi juara Piala Uber usai menang 3-1 atas Jepang di final tadi malam.

Ini yang harus diwaspadai oleh Indonesia.

Tapi, selama Ginting, Minnions, Jonatan, dan Fajar/Rian bermain oke seperti saat melawan Denmark, Indonesia bisa juara.

Bahkan mungkin, Indonesia bisa juara dengan nyaman tanpa harus memainkan pertandingan keempat atau kelima. Semoga saja begitu. Salam bulutangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun