Tentu, saya berharap Indonesia yang juara. Harapan itu bukan hanya karena subyektivitas sebagai pendukung Indonesia. Tapi juga karena situasi terkini kedua tim.
Di Piala Thomas kali ini, China tidak membawa beberapa pemain terbaik mereka. Tidak ada tunggal putra senior peraih medali emas Olimpiade 2016 yang juga finalis Olimpiadei 2020, Chen Long.
China juga tidak membawa ganda putra terbaiknya, Li Junhui/Liu Yuchen, pasangan juara dunia 2018 yang juga peraih medali pera Olimpiade 2020.
China banyak membawa pemain muda. Seperti tunggal putra Li Shifeng (21 tahun/ranking 65), Weg Hongyang (22 tahun/ranking 147) untuk mendampingi Shi Yuqi (25 tahun/ranking 10) dan Lu Guangzu (24 tahun/ranking 27).
Di nomor ganda, Â China 'hanya' membawa ganda ranking 20 dunia, He Jiting/Tan Qiang. Plus pemain senior, Liu Cheng (29 tahun), Zhou Gaodong (23 tahun) dan pemain putra ganda campuran, Wang Yilu (26 tahun) yang bisa ditandemkan di lapangan.
Bandingkan dengan tim China di Piala Thomas 2018 silam. Di tunggal putra mereka punya Chen Long, Shi Yuqi, dan pemain senior Lin Dan. Di ganda ada juara dunia 2017, Liu Cheng/Zhang Nan dan juga Liu Yuchen/Li Junhui. Dengan tim itu, China juara setelah mengalahkan Jepang di final.
Bagaiamana line up China di final nanti?
Merujuk line up yang mereka mainkan saat melawan Jepang di semifinal tadi malam, Shi Yuqi main sebagai tunggal pertama. Di game kedua, China memainkan pasangan He Jiting/Zhou Haodong. Lalu, Li Shifeng jadi tunggal kedua dan bermain di game ketiga.
Di game keempat, China memainkan pasangan Liu Cheng/Wang Yilu. Karena China sudah ungul 3-1, game kelima yang sedianya akan memainkan Weng Hongyang, tidak jadi dimainkan.
Kabar terakhir, Shi Yuqi sempat mengalami cedera di semifinal tadi malam. Dia memutuskan walk over di akhir game kedua saat melawan Kento Momota di angka 5-20. Di game pertama, dia kalah 20-22.
Belum jelas apakah Shi Yuqi bisa bermain alais diturunkan atau tidak di final nanti.