Ada beberapa alasan Indonesia tidak harus bermain bertahan di pertandingan leg II nanti.
Alasan pertama, karena posisi Indonesia yang berbekal kemenangan 2-1, belum sepenuhnya aman untuk lolos.
Satu-satunya cara untuk membuat aman adalah dengan mencetak gol lagi. Andai Indonesia bisa mencetak gol lebih dulu, itu akan membuat Taiwan semakin tertekan di pertandingan nanti.
Sebab, bila Tim Garuda bisa membuat satu gol, maka agregat gol akan menjadi 3-1. Dengan begitu, Taiwan minimal harus membalasnya dengan dua gol untuk menyamakan agregat gol.
Apalagi bila Indonesia bisa mencetak 2 gol, maka Taiwan harus membalasnya dengan 4 gol bila ingin lolos. Kok 4 gol?
Ini karena seumpama Indonesia mampu mencetak dua gol dan bilapun kalah 2-3, Tim Garuda masih lolos karena unggul gol away alias mencetak lebih banyak gol 'di kandang' Taiwan.
Nah, untuk bisa mencetak gol ke gawang Taiwan itu, tentunya dilakukan dengan bermain menyerang. Bermain efektif. Bukan bermain bertahan yang rentan 'bocor'.
Apalagi, secara permainan di leg I, Indonesia sejatinya unggul atas Taiwan. Indonesia menguasai prosentase penguasaan bola (ball possession) dan juga mendapatkan lebih banyak peluang. Untuk review laga leg I, silahkan mampir ke tulisan ini
https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/615fbaeb24da92350f09aaf3/menang-tipis-atas-taiwan-evan-dimas-dkk-tak-perlu-berkecil-hati-pede-sambut-laga-leg-ii.
Alasan kedua, di pertandingan nanti, Indonesia memang akan bermain away.
Namun, pertandingan away kali ini tidak seperti makna pada umumnya. Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan tidak akan bermain di Taiwan. Mereka tidak akan mendapatkan pressure dari suporter Taiwan.
Tidak ada tekanan suporter lawan khas laga away karena pertandingan nanti digelar di Thailand. Sama seperti pertandingan leg I.