Bulutangkis di Aljazair berkembang pesat sejak tahun 2018
Di panggung sepak bola, Aljazair merupakan salah satu negara Afrika penghasil pemain-pemain hebat. Mereka adalah tim juara Piala Afrika 2019 (edisi terakhir).
Pemain-pemain Aljazair banyak yang bermain di klub-klub top Eropa. Seperti Riyad Mahrez (Manchester City), Ismael Bennacer (AC Milan), Aissa Mandi (Villarreal), Islam Slimani (Lyon), dan Said Benrahma (West Ham United).
Bagaimana dengan bulutangkis mereka?
Aljazair bukan negara bulutangkis. Di Afrika, dalam hal memulai fokus di bulutangkis, mereka kalah start dengan Afrika Selatan ataupun Nigeria.
Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang berpartisipasi di Piala Thomas saat mulai memberlakukan 12 peserta sejak tahun 2004 silam. Lalu Nigeria tampil di Piala Thomas 2008 di Jakarta.
Kala itu, Federasi bulutangkis Aljazair baru pada fase mengajak anak-anak muda di sana untuk menggemari bulutangkis. Mengubah pola pikir mereka untuk tidak hanya menyukai sepak bola.
Hasilnya, bulutangkis di Aljazair mengalami perkembangan pesat sejak tahun 2018 lalu. Di tahun itu, Aljazair menjadi juara Africa Badminton Team Championships sehingga lolos ke Piala Thomas.
Nah, empat pemain yang dibawa Aljazair ke Piala Thomas 2020, semuanya merupakan alumni juara Africa Badminton Team Championships 2018 itu.
Aljazair kembali mempertahankan gelar di Africa Badminton Team Championships 2020 di Mesir dengan pemain-pemain yang sama.
Di final melawan Mauritius pada 13 Februari 2020 lalu, Aljazair sempat tertinggal 0-2 setelah Sabri Medel dan Belabi kalah. Lalu, Abdel Hamek menang dan dua ganda juga meraih poin sehingga Aljazair juara dengan skor 3-2.