Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

China yang Tak Mengenal "Antiklimaks" di Final, Juara Piala Sudirman ke-12 kali

4 Oktober 2021   07:11 Diperbarui: 4 Oktober 2021   07:13 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran 'juara' dari China

Tentu saja, keberhasilan China mempertahankan Piala Sudirman itu tidak seharusnya hanya dijadikan kabar semata. Namun, ada pelajaran bagus yang bisa diambil oleh siapa saja. Utamanya bagi tim bulutangkis Indonesia.

Pertama, tentang kecermatan China membawa pemain ke turnamen beregu.

Ya, China sebenarnya tidak tampil full team di Piala Sudirman 2021. Mereka membawa beberapa pemain muda dengan ranking jauh di peringkat BWF. Seperti tunggal putra Li Shifeng (21 tahun/ranking 65). Lalu pasangan ganda putri Liu Xuanxuan (21 tahun) dan Xia Yuting (21 tahun) juga pasangan He Jiting dan Tan Qiang yang menjadi ganda putra pertama.

China tahu, tanpa Li/Liu di ganda putra, akan membuat mereka lemah di sektor ini.

Mereka juga paham, Shi Yuqi (ranking 10) yang diandalkan di tunggal putra, juga bukan senjata utama meraih poin. Sejak pulih dari cedera, runner-up kejuaraan dunia 2018 ini masih berupaya kembali ke form terbaiknya.

Namun, China cermat dalam menentukan tim. Meski membawa beberapa pemain muda, mereka tetap membawa beberapa pemain yang diandalkan jadi pengeruk poin. Ada Chen Yufei. Ada ganda putri Cheng Qinchen/Jia Yifan. Juga Olympic winner di ganda campuran, Wang Yilu/Huang Dongping.

Hitung-hitungan cermat itu terlihat saat China menang 3-2 atas Thailand di laga terakhir penyisihan yang membuat mereka jadi juara grup A. Lantas, kembali terulang saat mereka menang 3-2 atas Denmark di perempat final (1/10).

Di dua laga itu, China kalah di nomor ganda putra dan tunggal putra yang dimainkan di game pertama dan game ketiga. Tapi, China dominan di tunggal putri, ganda putri, dan juga ganda campuran. Meski sempat tertinggal 1-2 ketika melawan Thailand dan Denmark, China mampu berbalik menang 3-2.

Kedua, pemain-pemain China tampil konsisten. Apalagi bila sudah mencapai babak penting. Mereka seperti tidak mengenal kata tampil antiklimaks.

Ketika ada banyak pemain ranking 10 besar dunia kalah dari pemain ranking jauh di Piala Sudirman, itu tidak berlalu bagi
pemain-pemain China. Ambil contoh Chen Qingchen/Jia Yifan. Empat kali dimainkan, mereka selalu menang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun