Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengantar Anak ke Sekolah dan Ancaman Tukang Ngebut di Pagi Hari

27 September 2021   10:36 Diperbarui: 27 September 2021   10:50 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang disiplin dengan waktu dan tak sadar risiko di jalan

Saya pikir, hampir semua orang yang berangkat ke tempat kerja, sudah tahu waktu tempuh berangkat kerja ini. Lha wong itu rutinitas harian yang mereka lakukan. Bahkan mungkin sudah puluhan tahun seperti itu.

Karenanya, bagi saya, khawatir telat lalu ngebut di jalan itu bukan alasan yang tepat. Bukan itu penyebabnya. Tapi karena ketidakmampuan disiplin untuk berangkat lebih pagi. Senangnya berangkat buru-buru.

Selain itu, bisa jadi orangnya memang senang ngebut-ngebutan di jalan. Mumpung aspal jalannya mulus. Apalagi bila jalanan sedang sepi. Bukannnya lebih hati-hati malah lebih kencang.

Saya beranggapan seperti itu karena fenomena ngebut di pagi hari itu bukan hanya terjadi di hari kerja.

Ketika saya bersama istri blusukan naik motor ke kampung-kampung di sekitar perumahan yang saya tinggali, ada banyak orang ngebut. Padahal mereka tidak sedang berangkat bekerja.

Repotnya lagi, kebanyakan tukang ngebut jalanan ini terkadang tidak siap dengan risiko yang bisa terjadi. Semisal kecelakaan. Padahal, mereka tidak memakai seragam pembalap plus pengaman seperti halnya Valentino Rossi ketika ngebut di lintasan MotoGP.

Malah, ketika terjadi serempetan dengan kendaraan lainnya ataupun menabrak kendaraan lain di depannya yang ngerem mendadak, mereka menyalahkan orang lain.

Situasi itu pernah dialami istri saya sekira tiga tahun lalu. Mobil yang dibawanya untuk mengantar anak-anak ke sekolah, dihantam pengguna motor dari belakang. Kaca lampu bagian belakang kanannya pecah. Remuk.

Penyebabnya, istri saya berhenti di area lampu merah karena ada beberapa pejalan kaki yang menyeberang di zebra cross. Jalanan di kota itu memang ramai sehingga ada jalur untuk pejalan kaki menyeberang.

Nah, lucunya, orang yang menabrak mobil saya itu malah marah-marah. Dia yang menabrak dari belakang malah dia yang ngamuk. Versinya dia, istri saya dianggapnya berhenti mendadak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun