Kurang disiplin dengan waktu dan tak sadar risiko di jalan
Saya pikir, hampir semua orang yang berangkat ke tempat kerja, sudah tahu waktu tempuh berangkat kerja ini. Lha wong itu rutinitas harian yang mereka lakukan. Bahkan mungkin sudah puluhan tahun seperti itu.
Karenanya, bagi saya, khawatir telat lalu ngebut di jalan itu bukan alasan yang tepat. Bukan itu penyebabnya. Tapi karena ketidakmampuan disiplin untuk berangkat lebih pagi. Senangnya berangkat buru-buru.
Selain itu, bisa jadi orangnya memang senang ngebut-ngebutan di jalan. Mumpung aspal jalannya mulus. Apalagi bila jalanan sedang sepi. Bukannnya lebih hati-hati malah lebih kencang.
Saya beranggapan seperti itu karena fenomena ngebut di pagi hari itu bukan hanya terjadi di hari kerja.
Ketika saya bersama istri blusukan naik motor ke kampung-kampung di sekitar perumahan yang saya tinggali, ada banyak orang ngebut. Padahal mereka tidak sedang berangkat bekerja.
Repotnya lagi, kebanyakan tukang ngebut jalanan ini terkadang tidak siap dengan risiko yang bisa terjadi. Semisal kecelakaan. Padahal, mereka tidak memakai seragam pembalap plus pengaman seperti halnya Valentino Rossi ketika ngebut di lintasan MotoGP.
Malah, ketika terjadi serempetan dengan kendaraan lainnya ataupun menabrak kendaraan lain di depannya yang ngerem mendadak, mereka menyalahkan orang lain.
Situasi itu pernah dialami istri saya sekira tiga tahun lalu. Mobil yang dibawanya untuk mengantar anak-anak ke sekolah, dihantam pengguna motor dari belakang. Kaca lampu bagian belakang kanannya pecah. Remuk.
Penyebabnya, istri saya berhenti di area lampu merah karena ada beberapa pejalan kaki yang menyeberang di zebra cross. Jalanan di kota itu memang ramai sehingga ada jalur untuk pejalan kaki menyeberang.
Nah, lucunya, orang yang menabrak mobil saya itu malah marah-marah. Dia yang menabrak dari belakang malah dia yang ngamuk. Versinya dia, istri saya dianggapnya berhenti mendadak.