Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Kemenangan "Aneh" Ginting dan Fakta Terlupa Awal Manis Indonesia di Piala Sudirman

27 September 2021   08:20 Diperbarui: 27 September 2021   17:13 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting (kanan) membuka kemenangan Indonesia atas Rusia di Piala Sudirman tadi malam/badmintonindonesia.org

Sesuai prediksi para pecinta bulu tangkis, tim Indonesia tanpa kesulitan mengalahkan tim Russia National Badminton Team (NBFR) di pertandingan pertama Piala Sudirman 2021.

Tim bulu tangkis Indonesia menang 5-0 atas Rusia usai menyapu bersih lima nomor yang di pertandingkan di Energia Areena di Kota Vantaa, Finlandia.

Ini tentu menjadi awal manis bagi tim bulu tangkis Indonesia. Plus, sebagai pemantik motivasi bagi Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan saat menghadapi Kanada di pertandingan kedua, Senin (27/9) malam nanti.

Perihal kabar kemenangan ini, para penikmat bulu tangkis termasuk sampeyan (Anda) pastinya sudah mendengarnya. Tahu siapa saja pemain Indonesia yang menang. Bahkan mungkin hafal skor kemenangannya.

Namun, ada beberapa fakta menarik yang mungkin terlupa dari kemenangan Indonesia atas Rusia ini. Apa saja?

Anthony Ginting menang telak atas pemain ganda Rusia

Poin kemenangan Indonesia atas Rusia diawali oleh tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting. Peraih medali perunggu Olimpiade 2020 ini mengalahkan tunggal putra Rusia, Ivan Sozonov, dengan skor cantik, 21-8. 21-8.

Ginting tampil dominan di pertandingan itu dengan mengeluarkan 'jurus-jurus' andalannya. Seperti penempatan bola ke posisi sulit, pukulan drop shot, dan smash-smash tajam. Sozonov yang berbadan gedhe dengan berat 78 kg itupun terlihat sulit mengimbangi kelincahan Ginting.

Nah, bagi pecinta bulu tangkis tulen, pertandingan itu terbilang janggal. Tidak biasa. Pasalnya, Ivan Sozonov (32 tahun) merupakan pemain ganda putra. Selama ini, dia dikenal berpasangan dengan Vladimir Ivanov.

Bahkan, keduanya pernah menggemparkan dunia perbulu tangkisan pada 2016 lalu. Mereka membuat pencapaian mengejutkan. Tidak menjadi unggulan, Sozonov dan Ivanon justru jadi juara All England 2016.

Namun, yang tidak banyak diketahui, Sozonov dulunya memang pernah bermain di tunggal putra. Tepatnya di tahun 2010 saat usianya masih 21 tahun. Bahkan, dia mengoleksi tiga gelar juara.

Lalu, mengapa Sozonov yang kini main di ganda putra juga bermain di tunggal putra?

Ya karena Rusia memang hanya membawa 8 pemain di Piala Sudirman ini. Karenanya, ada pemainnya yang bermain rangkap di dua nomor. Bandingkan dengan Indonesia yang membawa 20 pemain.

Marcus/Kevin move on dari kegagalan di Olimpiade

Indonesia memastikan kemenangan atas Rusia ketika ganda putra, Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon mengalahkan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov 21-17, 21-18 di pertandingan ketiga. Indonesia mengamankan skor 3-0.

Sebelumnya, usai kemenangan Ginting, tunggal putri Gregoria Mariska juga menyumbang poin kemenangan. Jorji mengalahkan Anastasiia Shapovalova (19 tahun), 21-14, 21-13.

Nah, kemenangan Kevin/Marcus ini punya makna penting bagi tim bulu tangkis Indonesia. Bahwa, ganda putra ranking 1 dunia ini sudah move on dari kegagalan di Olimpiade 2020 lalu.

Mereka bermain lepas tanpa beban di pertandingan ini. Penampilan ngeyel mereka ketika tertinggal poin juga kembali. Itu terjadi di game kedua. Marcus/Kevin sempat tertinggal 7-13 lantas mengejar jadi 16-17. Hingga akhirnya menang 21-18.

Dikutip dari badmintonindonesia.org, Marcus menyebut punya motivasi besar untuk membawa kembali Piala Sudirman ke Indonesia.

"Olimpiade Tokyo kemarin menjadi pembelajaran buat kami untuk terus jadi lebih baik. Kalau saya di teknik service, sekarang sudah mulai diperbaiki," sebut Marcus dikutip dari Badminton Indonesia.

Bila Marcus/Kevin sudah dalam top form, itu kabar menggembirakan. Sebab, bila ingin membawa pulang Piala Sudirman, game ganda putra wajib menjadi jaminan poin bagi Indonesia. Utamanya ketika nanti menghadapi pertandingan penting.

Simpan Greysia/Apriyani, debut untuk Siti Fadia/Ribka

Di nomor ganda putri yang dimainkan di pertandingan keeempat, tim Indonesia tidak menurunkan pasangan peraih medali emas Olimpiade 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Pasangan berusia muda, Siti Fadia Silva/Ribka Sugiarto dipercaya melakoni debutnya di Piala Sudirman. Hasilnya, Ribka (21 tahun) dan Fadia (20 tahun) menang straight game, 21-13, 21-15 atas Evgeniya Kosetskaya/Ekaterina Malkova.

Memang, ketika mereka tampil, Indonesia sudah unggul 3-0. Artinya, mereka tidak merasakan beban besar harus menang. Tetapi, keduanya menunjukkan bahwa mereka memang layak masuk tim Indonesia di Piala Sudirman sebagai pendamping Greysia/Apriyani. Mereka bisa menyumbang poin kemenangan.

"Kami tadi malah lebih termotivasi, melihat senior-senior berjuang di lapangan. Jadi rasanya memang tidak mau kalah," ujar Fadia dikutip dari badmintonindonesia.org.

Menarik ditunggu apakah Ribka.Fadia akan kembali dimainkan saat melawan Kanada. Atau, Greysia/Apriyani akan diturunkan untuk melakukan 'pemanasan' sebelum menghadapi Denmark di pertandingan terakhir yang akan menjadi perebutan posisi puncak klasemen Grup C.

Senang melihat smash menggelegar Praveen kembali

Kemenangan tim Indonesia atas Rusia disempurnakan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva di pertandingan kelima. Lewat pertandingan menegangkan, terutama di game kedua, Praveen/Melati 21-15, 27-25 atas Rodion Alimov/Alina Davletova.

Dengan situasi Indonesia sudah unggul 4-0, Praveen/Melati sebenarnya mengawali pertandingan dengan nyaman. Tidak ada ketegangan di wajah mereka seperti saat tampil di Olimpiade 2020 lalu.

Toh, juara All England 2020 ini tampil all out. Mereka ingin bangkit setelah hasil mengecewakan di Olimpiade 2020 lalu. Permainan mereka tampak kembali solid.

Kita bisa menyaksikan kembali smash-smash menggelegar dari sektor belakang yang memang menjadi andalannya untuk meraih poin. Pergerakan Praveen juga nampak lebih tangkas. Itu bukti dia sudah bebas dari cedera pergelangan tangan yang sempat dialaminya.

Namun, ganda campuran Rusia rupanya memberikan perlawanan ketat di game kedua. Mereka bisa menyulitkan Praveen/Melati. Sempat terjadi setting point 20-20 hingga 25-25. Lantas, Praveen/Melati menutup pertandingan dengan kemenangan 27-25.

Penampilan apik Praveen/Melati ini tentu menjadi kabar menggembirakan. Sebab, tim Indonesia memang butuh keduanya tampil dalam top form. Dengan format lima pertandingan, ketika skor sama kuat, ketika ganda campuran dimainkan di laga terakhir, mereka bisa menjadi senjata penting bagi Indonesia untuk membawa pulang Piala Sudirman.

Meski menang 5-0, Indonesia masih berada di bawah Denmark di klasemen Grup C. Denmark juga menang 5-0 atas Kanada dengan margin poin lebih bagus.

Toh, situasi bisa berbalik di pertandingan kedua. Rusia bisa menyulitkan Denmark. Sementara Indonesia diprediksi menang nyaman atas Kanada yang hanya membawa 6 pemain.

Tim Indonesia kemungkinan akan mengubah susunan pemain saat melawan Kanada. Tapi yang jelas, siapa saja yang diturunkan, harus tampil oke dan meraih poin kemenangan. 

Salam bulu tangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun