Baru di musim 2003/04, Barcelona mulai merevitalisasi tim seiring kehadiran Pelatih Frank Rijkaard dan pemain-pemain seperti Ronaldinho, Rafael Marquez. Lalu Samuel Eto'o dan Deco hadir semusim setelahnya. Plus pemain didikan akademi seperti Xavi dan Charles Puyol yang semakin matang.
Barcelona jadi runner-up di musim 2003/04 dengan berselisih lima poin dari Valencia (77 poin) yang menjadi juara.
Setelah satu musim, Rijkaard akhirnya membawa Barcelona kembali juara Liga. Bahkan bisa juara beruntun di musim 2004/05 dan 2005/06. Puncaknya saat Barcelona dibawanya jadi juara Liga Champions 2006 usai mengalahkan Arsenal 2-1. Itu gelar kedua Barca di Liga Champions.
Kini, suporter Barcelona tentu tidak berharap timnya kembali ke masa kegelapan seperti dulu. Koeman tentu diharapkan bisa membuat Barcelona bangkit.
Tiga pertandingan ke depan akan sangat menentukan bagi Barcelona. Dua laga di Liga Spanyol melawan Cadiz (24/9) dan menjamu Levante (26/9), serta away ke Portugal menghadapi Benfica di Liga Champions (30/9).
Andai tidak mampu tampil bagus dan gagal meraih kemenangan, bukan hanya masa depan Barcelona yang suram. Masa depan Koeman juga bakal gelap. Bukan tidak mungkin karier kepelatihannya di klub yang diidamkannya itu bakal berlangsung singkat. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H