Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kejutan Taiwan Tak Bawa Ganda Putra Peraih Medali Emas Olimpiade ke Piala Sudirman

12 September 2021   23:20 Diperbarui: 13 September 2021   00:11 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taiwan tidak membawa ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020, Lee Yang/Wang Chi-lin (kanan) ke Piala Sudirman 2021/Foto: Badmintonthaitoday

Dua pekan jelang dimulainya Piala Sudirman 2021, beberapa negara kontestan mulai mengumumkan daftar nama pemain yang akan dibawa ke kejuaraan bulutangkis beregu itu.

Hingga Minggu (12/9) malam, sudah ada lima negara yang telah merilis skuad yang akan dibawa di kejuaraan beregu yang dimainkan di Finlandia mulai 26 September mendatang. Yakni Denmark, India, Taiwan, Jepang, dan Malaysia.

Denmark yang akan menjadi pesaing utama bagi Indonesia di Grup C selain Kanada dan ROC, tidak membuat kejutan besar dalam pengumuman tersebut.

Tunggal putra peraih medali emas Olimpiade 2020, Viktor Axelsen, yang sempat viral karena memilih berlatih di Dubai, tetap jadi andalan. Lalu ada Anders Antosen dan Rasmus Gemke sebagai tunggal kedua dan ketiga.

Untuk tunggal putri ada Mia Blichfeldt dan Line Christophersen yang merupakan runner-up Kejuaraan Eropa 2021.

Lalu untuk ganda putra, pasangan Kim Astrup dan Anders Skaarup akan jadi tumpuan memburu poin. Sementara pasangan Sara Thygesen/Maiken Fruergaard jadi andalan di ganda putri.

Sementara tim Jepang yang baru saja ditinggal pensiun tiga pemain ganda putra utamanya, membawa pemain-pemain yang mungkin sebelumnya ada 'di luar list' tapi lantas masuk tim. Seperti ganda putra Akira Koga/Taichi Saito yang mendampingi Takuro Hoki dan Yugo Kobayashi.

Sebelumnya pasangan Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda memilih mundur dari timnas. Begitu juga pemain paling senior, Hiroyuki Endo (34 tahun) yang selama ini berpasangan dengan Yuta Watanabe dan menjadi ganda putra terkuat Jepang.

Yuta (24 tahun) sendiri tetap masuk tim. Dia menjadi andalan di ganda campuran bersama pasangannya, Arisa Higashino.

Kejutan lainnya di tim Jepang, mereka juga tidak membawa ganda putri ranking 1 dunia, Yuki Fukushima dan Sayaka Hirota yang tengah memulihkan cedera.

Kejutan India dan Taiwan,bagi fokus ke Piala Thomas/Piala Uber

Sementara tim India membawa hampir semua pemain top prianya. Yakni tunggal putra, Sai Praneeth dan Kidambi Srikanth yang kini menempati ranking 15-14 dunia. Juga ganda putra terkuat mereka, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.

Yang menarik, India justru menyimpan pemain-pemain terbaiknya di sektor tunggal putri. Tidak ada nama peraih medali perunggu Olimpiade 2020, Pusarla Sindhu (ranking 7 dunia) dan Saina Nehwal. Keduanya tunggal putri terbaik di India.

Boleh jadi, India sengaja tidak memasukkan nama Sindhu dan Nehwal karena mereka lebih difokuskan untuk tampil di Piala Uber 2020. Pasalnya, Piala Sudirman 2021 dan Piala Thomas dan Piala Uber hanya berjarak sepekan.

Strategi serupa juga dilakukan Taiwan. Malah, Taiwan lebih ekstrem dibandingkan dengan India. Sebab, Taiwan tidak membawa beberapa pemain terbaiknya ke Piala Sudirman.

Dalam daftar pemain-pemain Taiwan yang sudah diumumkan ke publik, tidak ada nama ganda putra peraih medali emas Olimpiade, Lee Yang dan Wang Chi-lin.

Taiwan juga tidak membawa tunggal putri ranking 1 dunia, Tai Tzu-ying. Serta tunggal putra Wang Tzu-wei. Namun, tunggal terbaik mereka, Chou Tien-chen (CTC) dibawa.

Entah apa yang ada di benak pengambil keputusan di Federasi Bulutangkis Taiwan sehingga tidak membawa semua pemain terbaiknya ke Piala Sudirman.

Padahal, andai turun dengan kekuatan terbaik, Taiwan punya peluang jadi juara Piala Sudirman untuk kali pertama atau minimal masuk final.

Sebab, di ajang kejuaraan beregu ini, Taiwan punya pemain andalan di beberapa nomor. Setidaknya di tiga nomor untuk memenangkan lima pertandingan.

Mereka punya Chou Tien-chen di tunggal putra, Tai Tzu-ying di tunggal putri, dan Lee yang/Wang Chi-lin di ganda putra. Bila ketiganya meraih poin, Taiwan tentu akan menang.

Kabar yang beredar di media, seperti halnya India, Taiwan sengaja tidak membawa Lee/Wang untuk lebih fokus tampil di Piala Thomas. Termasuk juga Wang Tzu-wei.

Seharusnya, gelaran Piala Sudirman dan Piala Thomas/Uber tidak berbarengan. Piala Thomas dan Piala Uber yang digelar dua tahun sekali, seharusnya dimainkan tahun 2020 lalu. Namun, ditunda karena pandemi Covid-19.

Kini, dua turnamen beregu tersebut dimainkan di tahun yang sama. Bahkan pelaksanaannya berdekatan.

Piala Sudirman yang digelar di Vantaa, Finlandia digelar mulai 26 September dan berakhir 3 Oktober 2021. Lalu, Piala Thomas dan Piala Uber yang digelar di Aarhus, Denmark, dimulai pada 9 Oktober.

Dengan mepetnya waktu pelaksanaan, beberapa negara tentu akan berhitung matang. Apakah tampil habis-habisan di Piala Sudirman 2021 atau membagi fokus ke Piala Uber/Piala Thomas.

India dan Taiwan sudah membuat keputusan untuk membagi fokus mereka. Keduanya tidak hanya fokus di Piala Sudirman.

Bagaimana dengan Indonesia?

Tim Indonesia belum secara resmi mengumumkan siapa saja pemain yang akan berlaga di Piala Sudirman tahun ini.

Namun, untuk kesiapan tim, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) sudah 'berlari kencang' dengan menggelar pertandingan simulasi di Pelatnas.

Tengah pekan kemarin, PBSI melakukan pertandingan simulasi selama dua hari. Simulasi tersebut digelar dengan membagi pemain-pemain Pelatnas menjadi empat grup.

Setiap grup berisikan tim sesuai format beregu Piala Sudirman. Ada tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Pertandingan simulasi ini digelar bukan untuk gaya-gayaan agar ada beritanya di media. Namun, dengan minimnya turnamen akibat pandemi Covid-19, simulasi menjadi cara jitu untuk mengasah feeling game dan mematangkan persiapan atlet.

Meskipun melawan rekan sendiri, tetapi dengan adanya simulasi ini, pemain akan bisa merasakan atmosfer pertandingan yang sesungguhnya. Tidak sekadar berlatih.

Pertandingan simulasi itu juga menjadi salah satu faktor penilaian bagi tim pelatih untuk menentukan siapa saja pemain yang benar-benar siap dibawa ke kejuaraan beregu di Eropa. Untuk selengkapnya, silahkan mampir ke tulisan ini https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/613a97f501019011e57371f3/kabar-kevin-cedera-dan-menengok-kesiapan-tim-indonesia-jelang-tampil-di-piala-sudirman.

Sebagai penikmat bulutangkis, kita percaya kepada PBSI. Bahwa, siapapun yang akan dipilih PBSI untuk tampil di Piala Sudirman 2021, semoga itu memang yang terbaik dan paling siap.

Sebab, kita sudah merindu terlalu lama melihat tim beregu Indonesia juara Piala Sudirman. Indonesia pernah sekali juara di edisi pertama tahun 1989 di Jakarta. Namun, sejak itu, Indonesia tidak pernah juara. Pernah enam kali masuk ke final tetapi selalu kalah. Semoga kali ini ceritanya lebih indah.

Salam bulutangkis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun