Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia dan Catatan Sunyi dari Kualifikasi Piala Dunia 2022

10 September 2021   15:13 Diperbarui: 12 September 2021   08:48 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan pemain-pemain lapis dua, Italia menang telak atas Lithuania di Kualifikasi Piala Dunia 2022. (REUTERS/ALBERTO LINGRIA)


Putaran Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa edisi September berakhir Rabu (8/8) malam waktu Eropa atau Kamis (8/9) dini hari kemarin waktu Indonesia.

Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa kini sudah memasuki separoh perjalanan. Belum ada negara yang memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia tahun depan.

Namun, hasil-hasil yang terjadi di kualifikasi September ini bak menyibak tabir. Sudah terlihat gambaran siapa saja dari 55 negara di 10 grup yang berpeluang untuk mewakili zona Eropa di Piala Dunia 2022.

Laga kualifikasi Piala Dunia bakal kembali dilanjutkan pada tanggal 9 dan 12 Oktober mendatang. Nah, sebelum melompat jauh ke Oktober, silahkan menyimak beberapa catatan menarik dari kualifikasi di bulan September ini.

Italia pesta gol meski dengan tim lapis dua

Juara Piala Eropa 2020, Italia, sempat menjadi sorotan media usai tidak mampu meraih kemenangan di dua laga kualifikasi di awal September.

Italia bermain 0-0 melawan tuan rumah Swiss (6/9). Tiga hari sebelumnya, Italia juga gagal menang saat menjamu Bulgaria di Firenze. Italia ditahan 1-1 oleh tim yang bahkan tidak mampu lolos ke Piala Eropa 2020 ini.

Padahal, di dua pertandingan tersebut, Pelatih Italia, Roberto Mancini sudah memainkan pemain-pemain terbaik yang membawa Italia jadi juara Eropa 2020. Tentang cerita ini, saya sudah mengulasnya di tulisan ini Tiga Alasan Italia Tak Mampu Menang di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Usai Jadi Juara Euro.

Sadar jadi sorotan dan mungkin ada yang menunggu kejatuhan mereka, Italia lantas mengamuk saat menjamu Lithuania, Kamis (9/9) dini hari, Gli Azzurri menang telak, 5-0.

Nah, yang menarik, pesta gol ke gawang Lithuania itu justru diraih Italia ketika Mancini memainkan banyak pemain lapis dua. 

Di lini belakang, Mancini menyimpan Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini di bangku cadangan. Dia memainkan Alessandro Bastoni dan Francesco Acerbi, juga Cristiano Biraghi.

Di lini tengah, hanya Jorginho yang main sebagai starter. Dia didampingi Matteo Pessina dan Bryan Cristante. Jorginho bermain satu jam lantas digantikan Gaetano Castrovilli. Sementara Nicolo Barella hanya jadi penonton di bangku cadangan.

Di lini depan, tidak ada trio Lorenzo Insigne, Federico Chiesa, dan Ciro Immobile. Mancini memainkan Moise Kean, Giacomo Raspadori, dan Federico Bernardeschi.

Pilihan Mancini mengistirahatkan banyak pemain pentingnya itu tidak membuat Italia melemah. Di babak pertama, Italia unggul empat gol lewat Moise Kean di menit ke-11, 29, gol bunuh diri pemain lawan di menit ke-14, dan gol Raspadori di menit ke-24. Di Lorenzo menambah gol di menit ke-54.

Terlepas dari fakta Lithuania memang tim terlemah di Grup C karena selalu kalah di lima pertandingan, tetapi kemenangan ini menunjukkan bahwa Italia punya skuad yang dalam. Mancini tidak hanya mengandalkan nama-nama yang itu-itu saja.

Kemenangan telak itu membawa Italia memimpin klasemen Grup C dengan 14 poin dari enam laga. Swiss ada di peringkat 2 dengan 8 poin dari 4 laga. Italia bisa memastikan lolos bila mengalahkan Swiss di Roma pada 12 November mendatang.

Tim-tim kejutan kembali membumi

Sejak kualifikasi Piala Dunia 2020 zona Eropa digelar Maret 2021 silam, ada beberapa negara kecil yang tampil mengejutkan. Seperti Armenia yang sempat menjadi pemuncak klasemen di grupnya. Juga ada Finlandia dan Israel yang juga tampil mengejutkan.

Namun, kualifikasi di bulan September ini seolah menjadi momen kejatuhan mereka. Ya, mereka yang sempat melangit, kini dipaksa kembali membumi.

Di Grup D, Finlandia yang belum pernah tampil di Piala Dunia sejak memainkan debut di pertandingan internasional pada 22 Oktober 1911 atau 110 tahun silam, sempat tidak terkalahkan di tiga pertandingan.

Mereka bermain 2-2 dengan Bosnia Herzegovina dan menahan Ukraina 1-1 di Kyiv pada Maret silam. Lalu menang atas Kazakhstan (5/9). Namun, kegagahan Finlandia berakhir usai ditaklukkan Prancis dengan skor 2-0 (7/9).

Itu membuat Finlandia turun ke posisi 3 dengan raihan 5 poin. Mereka di bawah Prancis (9 poin) dan Ukraina (5 poin). Tapi, Finlandia baru memainkan 3 pertandingan. Prancis sudah 6 kali main dan Ukraina 5 kali. Artinya, Finlandia belum tamat. Minimal bisa finish sebagai runner-up dan lolos ke babak berikutnya.

Di Grup F, Israel juga sempat meraih hat-trick menang. Mereka mengalahkan Moldova 4-1 (31/3), 4-0 atas Kep.Faroe (1/9), bahkan menang 5-2 atas Austria yang merupakan kontestan Euro 2020.

Namun, di laga terakhir, Israel tak berkutik kala bersua Denmark. Mereka dihajar lima gol di Kopenhagen (7/9). Di saat bersamaan, Skotlandia menang 1-0 atas Austria. Itu membuat Israel melorot ke peringkat 3 (10 poin) di bawah Skotlandia (11 poin) dan Denmark yang memuncaki klasemen Grup F (18 poin).

Lalu di Grup J, Armenia sempat memimpin klasemen usai meraih tiga kemenangan dan satu kali hasil imbang. Mereka bahkan sempat berada di atas Jerman. Namun, saat bertemu Jerman, Minggu (5/9), Armenia dibekuk setengah lusin gol.

Meski begitu, Armenia masih ada di peringkat 2. Henrik Mkhitaryan dan kawan-kawan masih bisa lolos ke babak berikutnya bila mampu finish di peringkat dua.

Bersama Hansi Flick, Jerman kembali tampil ganas

Juara dunia empat kali, Jerman, sempat tampil melempem di kualifikasi Piala Dunia 2022. Pada akhir Maret lalu, Jerman bahkan sempat dipermalukan Macedonia Utara.

Jerman kalah 1-2 di Duisburg. Itu membuat Jerman tidak mampu memimpin klasemen. Mereka berada di bawah Armenia yang sempat tampil sempurna di Grup J.

Namun, di kualifikasi September ini, Jerman kembali tampil gagah. Jerman yang kini ditangani Hans-Dieter Flick, tampil ganas.

Padahal, pemain-pemainnya Jerman masih sama seperti di kualifikasi Maret lalu. Namun, Hansi Flick, pelatih yang membawa Bayern Munchen meraih semua gelar pada 2020 lalu, memberikan kesegaran bagi Jerman yang strateginya mungkin 'sudah terbaca' karena sudah terlalu lama dilatih Loew (sejak Piala Eropa 2008).

Fakta bicara, di tiga laga kualifikasi, Flick membuat Jerman menang beruntun dengan mencetak 12 gol dan tidak kemasukan gol.

Dalam debutnya, Flick membawa Jerman menang 2-0 atas tuan rumah Liechtenstein (1/9). Empat hari kemudian, Jerman menjamu Armenia yang berstatus pemimpin klasemen. Hasilnya, Jerman pesta gol, 6-0. Jermannya Flick terlalu kuat bagi Armenia. Kemarin, Jerman kembali pesta gol. Menang 4-0 atas tuan rumah Islandia.

Hat-trick menang itu membuat Jerman kini memuncaki klasemen Grup J dengan 15 poin dari 6 pertandingan. Armenia ada di peringkat 2 dengan 11 poin. Lalu Rumania di peringkat 3 (10 poin).

Jerman kini hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk memastikan lolos ke Piala Dunia 2022. Kai Havertz dan kawan-kawan bisa melakukannya saat menjamu Rumania pada 8 Oktober mendatang.

Ah ya, kenapa tulisan ini dinamai catatan sunyi. Anggap saja karena tidak semua media mau menangkap dibalik fakta dari sebuah pertandingan seperti ini sehingga layak disebut sunyi. Kebanyakan mengabarkan hasil dari lapangan.

Nah, silahkan bila ingin menambahkan catatan menarik lainnya dari Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun