Nah, jelang Piala Uber, Greysia dan Apriyani perlu menjaga kebugaran mereka agar tetap bisa bermain dalam standar terbaik seperti di Olimpiade 2020 lalu.
Selain itu, penampilan di Olimpiade 2020 lalu, meski sukses meraih medali emas, tetapi juga perlu mendapat evaluasi. Semisal di bagian mana saja yang masih bisa diperbaiki.
Dalam hal ini, kita percaya sepenuhnya kepada coach Eng Hian akan bisa memoles Greysia/Apriyani menjadi lebih keren lagi.
Tunggal putri utama perebut poin
Dengan komposisi Piala Uber yang mempertandingkan tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda, sudah jelas bahwa syarat utama untuk juara adalah memiliki pemain tunggal yang bisa diandalkan untuk merebut poin.
Sebab, bilapun memiliki pasangan ganda yang bagus, tim tidak akan bisa menang bila pemain-pemain di sektor tunggal gagal meraih poin. Minimal ada satu pemain tunggal yang bisa diandalkan.Â
Dulu, Indonesia bisa juara Piala Uber karena keunggulan faktor ini. Ada Susi Susanti yang menjadi tunggal pertama dan mampu menjadi perebut poin.
Kini, merujuk ranking BWF terkini, Gregoria Mariska Tunjung dan Ruselli Hartawan diharapkan bisa menjadi tunggal putri tumpuan Indonesia untuk mendapatkan poin kemenangan.
Memang, sejauh ini, penampilan Gregoria dan Ruselli masih belum bisa disejajarkan dengan performa pemain top dunia seperti Chen Yufei (China), Tai Tzu-ying (Taiwan), ataupun Pusarla Sindhu (India).
Toh, masih ada waktu satu bulan untuk memoles penampilan Gregoria dan Ruselli.
Merujuk penampilan di Olimpiade, Gregoria menurut saya sudah memperlihatkan kemajuan. Utamanya dalam hal foot work alias kelincahan dan kegesitan dalam mengejar bola. Staminanya juga terlihat ada peningkatan.