Kerinduan penggemar bulutangkis Indonesia untuk mengakhiri penantian 19 tahun meraih Piala Thomas, bakal diluapkan di Aarhus, Denmark pada 9-17 Oktober 2021 mendatang.
Tim Piala Thomas Indonesia menjadi unggulan teratas untuk meraih piala kejuaraan bulutangkis beregu putra yang digelar dua tahunan tersebut.
Namun, harapan untuk meraih kembali Piala Thomas sejak terakhir kali menjuarainya pada 2002 silam, tidak akan mudah. Hasil undian Piala Thomas yang digelar Rabu (18/8) sore, menempatkan Indonesia berada di jalur lumayan terjal.
Dilansir dari akun Instagram resmi BWF, Tim Thomas Indonesia berada di grup A bersama Taiwan, Aljazair, dan Thailand. Dua tim peringkat teratas akan lolos ke perempat final.
Dengan komposisi pemain yang dimiliki, Indonesia seharusnya bisa melaju ke perempat final. Kalaupun sedang apes, paling jelek lolos sebagai runner-up. Meski itu akan merugikan karena berpotensi menghadapi lawan kuat di babak gugur.
Di atas kertas, dari tiga lawan di Grup A, Taiwan bisa menjadi batu sandungan bagi tim Indonesia. Sementara Thailand dan Aljazair seharusnya bukan lawan yang menyulitkan.
Thailand dalam beberapa tahun terakhir tidak punya pemain tunggal putra dan ganda putra top dunia. Sementara Aljazair bukan negara tradisional di bulutangkis.
Menyoal pertemuan melawan Taiwan
Kabid Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainkay dalam rilis tim Humas dan Media PP PBSI yang dilansir dari badmintontour_com menyebut peluang tim Piala Thomas Indonesia untuk menjadi juara Grup A terbuka.
"Hanya saja tetap tidak boleh lengah, terutama saat berhadapan dengan tim Taiwan. Kekuatan mereka merata, apalagi ganda putranya (Lee Yang/Wang Chi-Lin)," tutur Rionny.
Sementara untuk Aljazair dan Thailand, Rionny menyebut seharusnya tidak ada kendala. Pendek kata, Rionny ingin memastikan Tim Piala Thomas menjadi juara grup dulu.
"Kami mengincar posisi juara grup untuk menghindari bertemu lawan kuat di delapan besar seperti China, Denmark, dan Jepang. Setidaknya mengurangi tekanan dulu karena di delapan besar tekanan pasti jadi lebih besar," sambung dia.
Rionny benar, untuk menjadi juara grup A, Taiwan akan menjadi lawan tersulit. Terlebih, di Piala Thomas, format pertandingan adalah tiga pertandingan tunggal dan dua pertandingan ganda.
Meski belum pernah jadi juara Piala Thomas, mereka kini punya materi pemain yang cukup merata dan tahun ini tengah dalam performa bagus.
Taiwan punya ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020, Lee Yang/Wang Chi-lin. Sementara di nomor tunggal, ada pemain ranking 4 dunia, Chou Tien-chen. Juga masih ada Wang Tzu Wei yang kini menempati ranking 11 dunia.
Bila seperti itu, pertemuan Indonesia melawan Taiwan akan ramai. Lima pertandingan akan berlangsung seru. Utamanya tiga pertandingan awal yang bakal menjadi penentu.
Ganda putra andalan Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang kini menempati ranking 1 dunia, akan kembali bertemu Lee/Wang.
Masih segar dalam ingatan, Lee/Wang mengalahkan Marcus/Kevin di pertandingan fase grup di Olimpiade 2020. Ganda Taiwan ranking 3 dunia ini juga menaklukkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di semifinal.
Di nomor tunggal, bila merujuk ranking BWF, maka Anthony Sinisuka Ginting akan bertemu Chou Tien-chen. Lalu Jonatan Christie bersua Wang Tzu Wei. Ini akan menjadi pertandingan yang berimbang. Siapa yang paling siap di lapangan, dia berpeluang menang.
PP PBSI masih belum memutuskan siapa saja pemain yang kelak akan dibawa ke Denmark. Namun, Rionny menyebut gambarannya sudah ada. Â Dia menegaskan bahwa Indonesia akan menurunkan tim terbaik. PP PBSI akan terus memantau kesiapan mereka dalam latihan.
"Kami masih punya waktu sampai tanggal 24 September 2021 mendatang. Saya pastikan tim Thomas dan Uber Indonesia nanti adalah tim terbaik yang kita punya, tim yang siap bertanding. Bukan pemain muda yang coba-coba," sambung Rionny.
Indonesia paling sering juara Piala Thomas tapi sudah lama 'paceklik'
Seharusnya, gelaran Piala Thomas dan Piala Uber diselenggarakan tahun 2020 lalu. Namun, dimundurkan ke tahun ini karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Di Piala Thomas, Indonesia merupakan negara yang paling sering juara, 13 kali. Namun, itu terjadi di masa lalu.
Kali terakhir Indonesia juara Piala Thomas terjadi pada tahun 2002 silam. Ketika Hendrawan menjadi penentu kemenangan 3-2 atas Malaysia di Guangzhou, China.
Sementara di Piala Uber, Indonesia malah sudah merasakan paceklik gelar selama 25 tahun. Kali terakhir tim putri Indonesia juara Piala Uber 1996 ketika mengalahkan China 4-1 di Hong Kong.
Ah ya, untuk Piala Uber, hasil undian menempatkan tim putri Indonesia berada di Grup A bersama Jepang, Jerman, dan Prancis. Seharusnya, Greysia Polii dan kawan-kawan bisa lolos ke perempat final. Bersaing dengan Jepang.
Bagaimana peluang tim Piala Thomas Indonesia di tahun ini?
Di atas kertas, Indonesia punya peluang besar untuk meraih Piala Thomas tahun ini. Pasalnya, Indonesia memiliki skuad tunggal dan ganda yang berada di ranking 10 besar dunia.
Memang, ranking pemain BWF tidak selalu bisa menjadi garansi seorang pemain bisa meraih kemenangan kala melawan pemain yang rankingnya ada di bawahnya. Namun, setidaknya, itu bisa menjadi gambaran kekuatan tim Piala Thomas Indonesia diisi pemain-pemain top dunia.
Anthony Ginting, Jonatan, Marcus, Kevin, Hendra, dan Ahsan akan menjadi kekuatan utama untuk mendulang poin.
Untuk tunggal putra ketiga, beberapa nama seperti Shesar Hireen Rhustabito, Karonom atau Bobby Setiabudi bisa dipilih. Shesar yang lebih punya jam terbang. Meski, dua nama terakhir yang masih berusia muda, juga mulai diterjunkan di turnamen-turnamen BWF.
Sementara untuk nomor ganda, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto yang menempati ranking 7 dunia, bisa menjadi pelapis The Minnions--julukan Marcus/Kevin dan The Daddies--julukan Hendra/Ahsan.
Namun, tantangan untuk tampil di Piala Thomas nanti tidak akan mudah. Sebab, beberapa pemain Indonesia sudah lama tidak bermain. Sementara beberapa turnamen batal digelar. Di antaranya Korea Open yang seharusnya digelar Agustus ini.
Dan memang, dengan ketiadaan turnamen sebagai ajang untuk mengukur kesiapan pemain, PBSI mau tidak mau harus beradaptasi dengan situasi yang ada dalam pemilihan pemain.
Bisa jadi, PP PBSI akan kembali menggelar pertandingan simulasi antar atlet pelatnas seperti ketika akan berangkat ke Olimpiade beberapa waktu lalu.
Yang jelas, sebagai pendukung, kita percaya, PBSI akan memilih komposisi pemain yang terbaik. Kita berharap yang terbaik, semoga Piala Thomas bisa kembali dibawa pulang ke Indonesia. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H