Seharusnya, gelaran Piala Thomas dan Piala Uber diselenggarakan tahun 2020 lalu. Namun, dimundurkan ke tahun ini karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Di Piala Thomas, Indonesia merupakan negara yang paling sering juara, 13 kali. Namun, itu terjadi di masa lalu.
Kali terakhir Indonesia juara Piala Thomas terjadi pada tahun 2002 silam. Ketika Hendrawan menjadi penentu kemenangan 3-2 atas Malaysia di Guangzhou, China.
Sementara di Piala Uber, Indonesia malah sudah merasakan paceklik gelar selama 25 tahun. Kali terakhir tim putri Indonesia juara Piala Uber 1996 ketika mengalahkan China 4-1 di Hong Kong.
Ah ya, untuk Piala Uber, hasil undian menempatkan tim putri Indonesia berada di Grup A bersama Jepang, Jerman, dan Prancis. Seharusnya, Greysia Polii dan kawan-kawan bisa lolos ke perempat final. Bersaing dengan Jepang.
Bagaimana peluang tim Piala Thomas Indonesia di tahun ini?
Di atas kertas, Indonesia punya peluang besar untuk meraih Piala Thomas tahun ini. Pasalnya, Indonesia memiliki skuad tunggal dan ganda yang berada di ranking 10 besar dunia.
Memang, ranking pemain BWF tidak selalu bisa menjadi garansi seorang pemain bisa meraih kemenangan kala melawan pemain yang rankingnya ada di bawahnya. Namun, setidaknya, itu bisa menjadi gambaran kekuatan tim Piala Thomas Indonesia diisi pemain-pemain top dunia.
Anthony Ginting, Jonatan, Marcus, Kevin, Hendra, dan Ahsan akan menjadi kekuatan utama untuk mendulang poin.
Untuk tunggal putra ketiga, beberapa nama seperti Shesar Hireen Rhustabito, Karonom atau Bobby Setiabudi bisa dipilih. Shesar yang lebih punya jam terbang. Meski, dua nama terakhir yang masih berusia muda, juga mulai diterjunkan di turnamen-turnamen BWF.
Sementara untuk nomor ganda, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto yang menempati ranking 7 dunia, bisa menjadi pelapis The Minnions--julukan Marcus/Kevin dan The Daddies--julukan Hendra/Ahsan.