"Kami mengincar posisi juara grup untuk menghindari bertemu lawan kuat di delapan besar seperti China, Denmark, dan Jepang. Setidaknya mengurangi tekanan dulu karena di delapan besar tekanan pasti jadi lebih besar," sambung dia.
Rionny benar, untuk menjadi juara grup A, Taiwan akan menjadi lawan tersulit. Terlebih, di Piala Thomas, format pertandingan adalah tiga pertandingan tunggal dan dua pertandingan ganda.
Meski belum pernah jadi juara Piala Thomas, mereka kini punya materi pemain yang cukup merata dan tahun ini tengah dalam performa bagus.
Taiwan punya ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020, Lee Yang/Wang Chi-lin. Sementara di nomor tunggal, ada pemain ranking 4 dunia, Chou Tien-chen. Juga masih ada Wang Tzu Wei yang kini menempati ranking 11 dunia.
Bila seperti itu, pertemuan Indonesia melawan Taiwan akan ramai. Lima pertandingan akan berlangsung seru. Utamanya tiga pertandingan awal yang bakal menjadi penentu.
Ganda putra andalan Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang kini menempati ranking 1 dunia, akan kembali bertemu Lee/Wang.
Masih segar dalam ingatan, Lee/Wang mengalahkan Marcus/Kevin di pertandingan fase grup di Olimpiade 2020. Ganda Taiwan ranking 3 dunia ini juga menaklukkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di semifinal.
Di nomor tunggal, bila merujuk ranking BWF, maka Anthony Sinisuka Ginting akan bertemu Chou Tien-chen. Lalu Jonatan Christie bersua Wang Tzu Wei. Ini akan menjadi pertandingan yang berimbang. Siapa yang paling siap di lapangan, dia berpeluang menang.
PP PBSI masih belum memutuskan siapa saja pemain yang kelak akan dibawa ke Denmark. Namun, Rionny menyebut gambarannya sudah ada. Â Dia menegaskan bahwa Indonesia akan menurunkan tim terbaik. PP PBSI akan terus memantau kesiapan mereka dalam latihan.
"Kami masih punya waktu sampai tanggal 24 September 2021 mendatang. Saya pastikan tim Thomas dan Uber Indonesia nanti adalah tim terbaik yang kita punya, tim yang siap bertanding. Bukan pemain muda yang coba-coba," sambung Rionny.